[caption caption="Moment indah di awal tahun 2016"][/caption]11 Januari 2016, Kalimantan Kami Datang
Pengalaman 5 hari yang luar biasa bersama Datsun Risers Expedition Jelajah Kalimantan etape 1, setidaknya bagi saya pribadi. Bagaimana tidak, ini adalah kunjungan kedua saya di pulau borneo setelah kurang lebih 6 tahun lalu menjejakkan kaki di Palangkaraya. Namun kunjungan perdana ini hanya sebatas tugas, setelah tugas selesai saya pun harus angkat kaki. Tidak bisa menikmati dan merasakan keindahan pulau yang dilewati oleh garis ekuator ini.
Akhirnya di awal 2016 ini untuk kali kedua saya berkesempatan berkunjung ke tanah Borneo. Difasilitasi oleh Kompasiana dan Datsun Indonesia melalu event bertajuk Datsun Reisers Expediton (DRE) Jelajah Kalimantan etape 1, saya yakin kunjungan kali ini pasti jauh lebih berkesan.
Dari awal, tanda-tanda bahwa perjalanan ini akan sangat luar biasa sudah mulai terlihat. Walaupun pada saat mendaftar saya tidak sepenuhnya yakin bisa terpilih karena saya tahu, banyak kompasianers yang track record dan karya tulisnya luar biasa ketimbang saya yang baru berkecimpung di kompasiana 1 tahun belakangan.
Saya tahu terpilih sebagai peserta DRE Jelajah Kalimatan Etape 1 saat sedang berbincang dengan mas Rahab Ganendra di parkiran markas besar Kompasiana. Secara tidak sengaja saya bertemu dan ngobrol sejenak dengan bos Madyang (Makanan/Kuliner) Kompasiana. Mas Rahab juga yang membacakan siapa saja kompasianer yang beruntung berikut pembagian timnya. Ini jadi tanda pertama bagi saya bahwa perjalanan ini akan jadi luar biasa.
Karena apa..?
Di kompasiana siapa yang tidak kenal bang R Gapey Sandy, sosok ini selalu menulis dengan data yang akurat, lengkap dan konfrehensif. Tidak jarang tulisannya diganjar menjadi yang terbaik di beberapa event blogcompetition. Prestasi terakhirnya adalah ketika (mungkin) menjadi blogger pertama di Indonesia yang di ajak kunjungan kerja presiden Indonesia, Joko Widodo. Dan sebenarnya merupakan sebuah keberuntungan bagi saya saat mengetahui bang Gapey menjadi teammate kami. Karena saya pasti bisa banyak belajar dari sosoknya.
Lain lagi cak Arif Khunaifi, Pria Surabaya jebolan pesantren ini selain aktif menulis, mengajar di pesantren juga membuka usaha produksi peci atau kopiah setinggi 17cm. Angka 17 diambil bukan tanpa alasan, ini merujuk pada 17 Ramadhan dan 17 Agustus. Sebuah symbol keagamaan dan nasionalisme yang di jadikan satu dan berusaha diselaraskan untuk kejayaan NKRI. Dan mas Arif juga merupakan teammate kami. Walau saya belum pernah bertemu secara langsung tapi dari Filosofi peci 17cm-nya saja saya bisa tahu mas Arif sosok yang luar biasa dan bisa memandang sesuatu dari sisi yang berbeda.
[caption caption="Jodohlah yang membuat kami bertemu di Tim Risers 5"]
[/caption]
Lengkaplah Tim kami di isi oleh sosok-sosok luar biasa, sekali lagi saya semakin yakin ini akan jadi perjalan awal tahun yang luar biasa. Tim Risers lainpun tak kalah hebat dengan berbagai background pendidikan, profesi dan keahlian yang mampu membuat perjalan sejauh 615km ini menjadi makin luar biasa. Untuk profil Risers yang lain, akan saya ceritakan di bagian lain tulisan ini.
11 Januari 2016 pukul 10.00 Wita Kalimantan Yang Cerah