Lihat ke Halaman Asli

Satto Raji

Freelance Worker for Photograpy, Content Writer, Sosial Media,

Seberapa Penting Service Motor Lawas di Bengkel AHASS

Diperbarui: 15 Oktober 2023   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gairah penjualan motor semester pertama 2023 semakin meningkat (sumber gambar: Pribadi)

Buat sosok yang besar di antara lalu lalang orang yang menggunakan wear pack kumal, panas mesin, aroma oli bekas dan suara besi yang saling berbenturan satu sama lain, saya sudah sangat paham betul aktivitas di sebuah bengkel.

Di usia 10 tahun, sudah biasa lihat obeng, tang, kunci inggris --(aneh gak sih kenapa namanya kunci Inggris? Padahal enggak ada miripnya sama Beckham)-- sampai ngolong di bawah mobil, sekadar berpura-pura membetulkan sesuatu. Bengkel tempat bokap usaha sudah jadi playground. Sayangnya dulu belum booming media sosial, jadi enggak kepikiran untuk buat konten.

Bokap (ayah, orang tua laki-laki) saya, salah satu angkatan mekanik mobil pabrikan Eropa yang dilatih langsung oleh ATPM yang berpusat di kawasan Ancol. Sayangnya merek mobil ini kurang diminati oleh pasar masyarakat Indonesia.

Akhirnya bokap dan salah satu rekan mendirikan bengkel mobil sendiri, khususnya merek tersebut. Walau punya pengalaman dan kemampuan menangani merek tersebut, tetap saja sebagai bengkel bukan resmi dari ATPM, bengkel bokap punya beberapa kekurangan, terkait teknologi.

Ujung-ujungnya bokap membutuhkan relasi dan koneksi ke bengkel resmi, jika peralatan atau teknologi untuk memperbaiki kendaraan yang harus diperbaiki belum mereka dimiliki.

Dari pengalaman bertumbuh di area bengkel, saat kuliah pun kerja part time di bengkel, saya jadi punya pengalaman dan punya kemampuan untuk menganalisis gerak-gerik mekanik saat sedang memperbaiki kendaraan kita. Apakah montir ini sudah berpengalaman, panik atau lagi PKL (praktik kerja lapangan).

Saya tidak akan mendeskreditkan kemampuan mekanik bengkel non resmi, tapi yang harus kita pertimbangkan adalah kualitas spare part kendaraan kita. Tentunya kemampuan dan skill mekanik juga jadi pertimbangan, kita enggak ingin hal kecil terjadi, misal baut kendaraan yang kurang atau bahkan malah lebih, saat proses bongkar pasang.

Sedikit cerita, di keluarga kami punya motor operasional Honda Revo 110, tahun 2010. Cukup lawas tapi masih powerful, buat ke sana-kemari. Kakak saya selalu mengingatkan untuk service di bengkel yang tepercaya, jangan pindah-pindah dan kalau bisa bengkel tersebut menyimpan data kendaraan kita. Awalnya saya acuh, tapi ketika ada kejadian "tragedi" kampas rem, saya berpikir ulang untuk ke bengkel resmi.

Jadi saat ban depan Honda Revo saya bocor, tiba-tiba si abang tambal ban menganalisis kampas rem depan sudah habis. Harus saya akui, memang terlihat secara fisik ditambah indikasi minyak rem yang sedikit berkurang. Baiklah, sekalian nambal ya sekalian saja dibongkar untuk ganti kampas rem yang (konon) katanya original.

Ternyata tidak sampai 3 bulan, kampas rem depan saya bermasalah, terkena air sedikit saja bunyi dan ada bekas gesekan di cakram. Dan saya sudah punya feeling, ini ada yang enggak beres sama kampas rem motornya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline