Lihat ke Halaman Asli

Satto Raji

Freelance Worker for Photograpy, Content Writer, Sosial Media,

Toba Dreams Berhasil Raih 6 Nomimasi FFI 2015 "Film Syarat Konflik yang di Kemas dengan Manis"

Diperbarui: 18 Desember 2015   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

 

Jelang penjurian FFI 2015 saya berkesempatan menghadiri pemutaran kembali film Toba Dream di XXI Plaza Indonesia dan saya menyesal.

Saya menyesal karena baru kali ini melihat film ini yang sebenarnya sudah dirilis dari bulan April 2015, Telatt..?!! yupps sangat telat.

Film yang dibintangi oleh Vino G Bastian, Marsha Timothy, Mathias Muchus, Ramon Y. Tungka, Haykal Kamil, Boris Bokir, Ajil Ditto, Judika, Paloma Kasia, Jajang C. Noer sungguh membuat saya tidak ingin kehilangan satu moment pun dari awal film ini mulai. Toba Dreams berhasil meraih nominator Film Terpuji, Sutradara Terpuji, Penulis Skenario Terpuji, Penata Kamera Terpuji, Penata Artistik Terpuji, dan Pemeran Pembantu Pria Terpuji. untuk kategori terakhir Mathias Muchus berhasil meraih piala citra untuk yang ketiga kali sepanjang karirnya menyisihkan Adi Kurdi (Kapan Kawin?), Paul Agusta (A Copy of My Mind), Slamet Rahardjo (Filosofi Kopi) dan juga Tanta Ginting (3). 

Dimulai dari serimonial anggota TNI yang baru saja pensiun, mengingatkan saya kepada kehidupan paman saya yang sudah pensiun dan kakak sepupu yang masih aktif di TNI. Jadi emosi tentang kehidupan para tentara sangat menyentuh secara pribadi. Dan hal ini pula yang di jadikan background konflik awal di film ini, ketika seorang pensiunan TNI harus keluar dari rumah dinasnya dan harus kembali ke tanah kelahiran tapi di tentang oleh semua anaknya terutama si sulung yang di perankan oleh vino.

sejujurnya posisi saya saat menonton Toba Dream sangat tidak kondusif. duduk di deretan paling depan sungguh menyiksa batin dan mata. Tapi ajaibnya film berdurasi 140 menit ini mampu menahan saya untuk tidak beranjak.

Toba Dreams lebih bercerita tentang konflik ayah-anak dari satu keluarga batak yang pada akhirnya meluas menjadi konflik suami-istri, ibu-anak sampai konflik sosial. Satu nilai yang bisa saya dapat dari film ini adalah bagaimana seharusnya orang tua bersikap dan mendidik anaknya. Karena secara tidak langsung anak adalah cerminan dari orang tua.

Dan begitupun sebaliknya bagaimana seorang anak harus bisa memahami bahwa semua orang tua di dunia ini menginginkan anaknya bisa bahagia. Disinilah kita harus bisa mencari titik temu yang terbaik bagi orang tua dan anak. Dan ini tergambar jelas di Toba dreams.

Konflik cinta dan agama pun di angkat sangat cantik di film Toba Dreams ini. Ketika dua insan yang saling mencintai harus ada yang mengalah dan dengan ikhlas merubah keyakinannya untuk bisa bersama. Tapi ketika cobaan berat datang bertubi dan tak tahu harus mengadu kepada siapa. Dia kembali berdoa pada keyakinannya terdahulu, karena kurangnya pengetahuan yang didapat di keyakinannya yang baru.

"Hanya cara ini yang bisa saya lakukan untuk berdoa kepada yang kuasa". Kurang lebih kalimat ini yang keluar ketika pasangannya mempertanyakan masalah keyakinannya.

Konflik beda agama jadi pemersatu di film ini, sangat indah, rukun dan tanpa ketegangan. Ini bisa jadi pembelajaran buat semua insan beragama di seluruh Indonesia, karena dimanapun berada kita bebas memegang keyakinan kita masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline