Lihat ke Halaman Asli

Satto Raji

Freelance Worker for Photography, Content Writer, Sosial Media,

Anak Betawi Cari Solusi Nggak Perlu Pakai Emosi #Skakmat

Diperbarui: 18 Desember 2015   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber; smeaker.com"][/caption]SkakMat Film garapan Ody C Harahap bergenre action komedi ini cukup menarik perhatian penikmat film. Setidaknya sampai pertengahan Desember tidak kurang dari 40ribu orang sudah menikmati film yang di bintangi oleh tata ginting dan donny almsyah ini.

Kalau boleh di bilang Skakmat adalah karya pertama Ody untuk genre film action komedi, pria lulusan IKJ ini pertama kali menyutradari film genre horor "Bangsal 13", kemudian "Alexandria" yang di bintangi julia estele dan film komedi "Kawin Kontrak" yang memberi warna baru di industri film Indonesia.

Skakmat sendiri bercerita mengenai Jamal (Tata Ginting) asli keturunan betawi, hobi catur, tukang ojek pangkalan yang punya cita-cita mau membangun usaha cucian motor di dekat pangkalan ojeknya. Sayang Jamal terlalu banyak bicara tanpa eksekusi yang membuat sang ibu habis kesabaran, bahkan pacar dan orang tuanya hilang kepercayaan terhadap Jamal.

Sampai akhirnya Jamal bertemu seseorang yang memberi pekerjaan mudah dengan imbalan cukup besar. Jamal harus mengantarkan seseorang kesebuah alamat dan harus tepat pada waktu yang telah ditentukan. Celakanya orang itu adalah incaran 2 kubu mafia yang berpengaruh besar di ibukota. Berhasilkah Jamal..? atau malah Jamal yang kena SkakMat

Untuk menikmati film Skakmat kita tidak perlu berfikir keras tentang logika, ikuti saja alurnya dan tertawalah. Karena beberapa bagian dari film ini bisa jadi ada diluar logika. Mulai dari perkelahian di metromini, perseteruan dua penjahat saat mengarahkan metromini dan masih banyak lagi. Kejanggalan ini jangan di hiraukan karena Semua dikemas dalam komedi khas Ody C Harahap. Bahkan karakter beringas Donny Alamsyah seakan cair dan terlihat konyol di film ini.

Di sepanjang film Skakmat disuguhkan celotehan Jamal khas pemuda betawi, yang tidak mau menyerah begitu saja. Bahkan kalau dilihat peran Jamal merupakan sosok yang berhasil menyelesaikan permasalahan dengan caranya sendiri tanpa harus menggunakan kekerasan fisik.  Walau hampir 70 persen adegan film ini adalah set perkelahian, tapi khusus untuk Jamal hanya satu atau dua kali dia terlibat perkelahian.

Adegan perkelahian di Skakmat ini saya beri istilah “kampungan”. Perkelahian sebenar-benarnya saat kita di kehidupan nyata. Tidak pakai teknik, yang penting asal pukul. Untuk perkelahian 1 lawan 1 kita masih bisa lihat teknik beladiri, tapi untuk perkelahian masal,…? Jangan harap.

Perkelahian masal di film ini mengingatkan saya pada film-film yang di bintangi Jacky Chan, selalu ada aspek konyol dalam setiap koreografi perkelahiaannya. Walau kadang diluar batas pikiran kita, setidaknya bisa membuat kita tersenyum dan tidak takut untuk melihat adegan perkelahian yang disuguhkan.

Tapi ada satu hal yang mengganggu pikiran saya dan benar-benar tidak dapat saya terima dengan nalar. Saat perkelahian dengan mafia yang sebagian besar anggotanya adalah wanita. Dalam perspektif saya, janggal rasanya kalau seorang pria memukul seorang wanita, mungkin saya terlalu sentimental. Tapi saya masih berfikiran bahwa wanita adalah sosok yang lembut yang tidak pantas untuk melakukan adegan kekerasan bahkan sampai terkena pukulan.

Memang di film Jacky Chan juga ada perkelahian dengan wanita, tapi presentasenya tidak banyak. Tidak sebanyak di film ini yang hampir ada di sepanjang film. Mungkin sutradara dan penulis naskah ingin menggambarkan bahwa lelaki dan wanita tarafnya sama di dunia kejahatan, tapi harusnya bisa diberikan gambaran yang lebih kreatif untuk mengangkat isu tersebut.

Secara keseluruhan Skakmat sangat menghibur dan perlu di apresiasi untuk genre film action komedi. Walau menurut saya masih jauh untuk bisa berbicara di FFI 2016 tahun depan, setidaknya kru film ini sudah berusaha maksimal untuk memberikan warna baru bagi perfilman Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline