Lihat ke Halaman Asli

Satto Raji

Freelance Worker for Photography, Content Writer, Sosial Media,

5 Hari Jelang Kebiri Roda 2 di Ruas Sudirman-Thamrin

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1418381141864025575

[caption id="attachment_359164" align="aligncenter" width="560" caption="tidak ada alasan kuat melarang roda 2 melintas di jalan protokol (KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO)"][/caption]

Bang Ahok, saya dukung anda untuk memimpin serta menjadikan jakarta yang lebih baik dan lebih beradab. Tidak peduli walau kita bukan se-Iman.

Tapi tidak seperti ini caranya.

Melarang roda dua melintas di sebagian jalan protokol, dengan alasan roda dua banyak terlibat kecelakaan dan memakan korban adalah stand up comedy yang lucu sekali.

Tolong Beri kami data berapa banyak korban di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin, sebanyak itukah sehingga bang Ahok sangat urgensi membuat peraturan ini. Sungguh alasan yang tidak masuk akal. Yang lebih sering kami lihat diberita malah mobil yang nyasar ke bundaran HI dan kolam patung kuda di monas, selepas pulang dugem.

Walau mungkin angka kecelakaan sepeda motor di DKI cukup tinggi, saya yakin tidak di jalur Sudirman-Thamrin.lalu mengapa daerah ini yang jadi sasaran bang Ahok.

Jangan-jangan peraturan ini dibuat agar bang Ahok bisa lebih lancar kalau mau ke kantor di balaikota. (Maaf kalau asumsi soalnya lagi emosi).

Membaca kutipan dari Kasat Lantas Polres Jakarta Selatan, Kompol Hindarsono di sebuah media Online. pada umumnya kecelakaan terjadi akibat kurang disiplinnya pengendara dalam membawa kendaraannya.

"Umumnya ketidakdisiplinan pengendara. Karena itu, kita akan melakukan peningkatan penertiban pengendara yang kurang disiplin," kata Hindarsono di Jakarta, Jumat (16/11/2012).

Jadi mengurangi jatah jalan para pengguna roda dua bukan solusi yang bombastis untuk mengurangi angka kecelakaan.

Bang Ahok mengkotak-kotakkan warga jakarta berdasarkan kekayaan dan kepemilikkan kendaraan untuk melewati jalan tertentu. Padahal kami pun membayar pajak untuk jalan itu, sungguh diskriminatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline