Lihat ke Halaman Asli

Satto Raji

Freelance Worker for Photograpy, Content Writer, Sosial Media,

Sang Pujangga Yang Gagah Berani

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sang Pujangga yang gagah berani. melihat tulisannya mengenai, “Membongkar Standar Ganda Admin Kompasiana, Kritik untuk pepih Nugraha”. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Saya Kompasianer baru dengan tulisan yang masih belum habis di hitung oleh jari-jari tubuh ini, baru tahu kalau ada “kasta” dalam verifikasi. saya hanya tau, kompasianer itu sudah atau belum terverifikasi.

Mengenai warna verifikasi hijau atau biru saya tidak, atau mungkin belum ambil pusing. Karena menulis bagi saya sebuah pembelajaran. Untuk sekedar di ketahui centang hijau itu verifikasi berdasarkan administrasi yang sudah dikirimkan kepada admin kompasiana. Lalu centang Biru mungkin merupakan apresiasi Admin untuk para kompasianer, bener gak ya? entah lah, saya hanya menduga.

Melihat sepak terjang sang pujangga sangat luar biasa, gabung di kompasiana sejak tahun Agustus 2013, sudah membuat 209 artikel dan mendapat tanggapan sebanyak 2029. Waaah hebat, blum lagi dari segi pembaca tulisannya pasti di atas 100 pembaca, sedangkan saya ngejar 100 pembaca per-artikel saja susahnya kaya mau ngurus KPR di Bank.

Mengawali dengan 4 tulisan Fiksi di kompasiana, tulisannya langsung berubah haluan menjadi opini. Terlebih lagi opini mengenai politik dan kebijakan pemerintahan sangat menarik dan tajam. Mungkin kalau kami kenal sejak jaman PilPres, kami sudah jadi teman dekat karena dilihat dari tulisannya kami seperti mendukung sosok yang sama.

Kembali mengenai tulisan “Membongkar Standar Ganda Admin Kompasiana, Kritik untuk pepih Nugraha”. Saya coba beropini kenapa Sang Pujangga menulis artikel ini. Saya melihatnya ini kritik yang harus di jawab dan direspon oleh Admin. Karena tulisan sang pujangga cenderung tendensius dan menyudutkan. terlihat dari potongan kalimat.

“memberi keistimewaan pada Kompasianer tertentu yang menurut admin bisa menjaga dan melindungi kepentingannya”.

Ini mungkin akan menyakiti sebagian kompasianer yang pernah diberi keistimewaan. Merasa di rendahkan karena mereka dianggap personal yang di jadikan tameng oleh admin sehingga di beri keistimewaan, bukan karena kapabilitas karya tulis mereka.

Syarat untuk di centang biru kurang lebih;

1.Artikelnya tidak diragukan lagi isinya

2.Aktif menulis tema khusus, sehingga pembaca langsung mengingatnya sebagai Kompasianer bidang dan isu tertentu

kalau saya lihat dari syarat nomer satu. cukup berat buat saya di verifikasi biru. karena artikel saya masih berbentuk opini dengan sedikit dibalut teori. jadi mungkin agak di ragukan. Terlebih lagi saya jarang menulis dengan tema-tema khusus.

Sang Pujangga di artikelnyapun mengkritisi beberapa akun yang ternyata tidak layak untuk di centang biru, kok bisa ya? ini sungguh tidak adil. Tapi setelah coba tanya sana-sini sama teman-teman kompasiana, tiga nama di artikel sang pujangga adalah para Admin Kompasiana. Dan beberapa kali pernah ketemu saat acara “nangkring”. Mungkin Mereka punya kebijakan untuk mencentang biru semua Admin. Saya belum sempat lihat akun admin-admin yang lainnya, tapi kalau benar memang ini alasan 3 nama itu dicentang biru saya pikir tidak jadi masalah. toh centang hijau pun mereka gak perlu kirim KTP lewat email seperti kompasiaer lainnya kan?.

Mungkin ini sebagai hadiah untuk semangat mereka setelah setiap hari mengurusi 275776 kompasianer dengan segala kerumitannya. 8 jam sehari 6 hari dalam seminggu bergantian selama 24 jam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline