Lihat ke Halaman Asli

Sarwo Prasojo

TERVERIFIKASI

Cerpen | Gerobak-gerobak Menyerbu Balaikota

Diperbarui: 29 April 2017   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Klinik fotografi Kompas

DUA  anak usia sekolah, yang tak bersekolah itu berjalan tak sejajar, bahkan satu yang lebih kecil sedikit tertinggal.  Ketika melintas dan mendekat balaikota, mereka  terperanjat. Begitu banyak berjajar di sekitar gedung hingga ke tempat yang tak jauh dari trotoar,  yang oleh mereka di sana menyebut sebagai karangan bunga.  Tapi dua anak itu memandang lain.  Itu adalah uang yang menempel sebagai hiasan.  Mulanya  si kecil tak percaya, namun kakaknya meyakinkan,”Itu tempelan uang. Coba kamu lebarkan mata.  Terus tajamkan hati!" Dan si kecil pun mengucek mata dahulu,  lantas mengangguk sesudahnya.

Setengah berlari mereka pulang, mengabarkan kepada orang tua.  

“Uang?  Ah, masa iya.  Uang jadi hiasan. Ditaruh di luaran begitu saja!” sergah Ayahnya. 

“Aku yakin, itu uang,” kata si anak itu lagi.  Si kecil menguatkan ucapan kakaknya.  “Ayah ke sana  sajalah sekarang.  Buktikan  sendiri.”

Ramijo, ayah kedua anak tadi, menarik kaos oblong dari tali sampiran. Ia kenakan sambil berjalan.  Istrinya yang melihat berseru dari kejauhan,”Mau kemana, Bang!”  Lelaki itu hampir enggan menyahut.  Setelah teriakan kali kedua ia menjawab tanpa menengok: Balaikota!

***

Ramijo mengumpulkan teman-temannya.  Istrinya tak kalah gesit menyampaikan berita ke komunitasnya.  Sampai akhirnya, puluhan orang, mungkin mendekati bilangan seratus, sudah berada dalam titik kumpul.  Sore yang panas.  Langit yang membiru tapi sebagian memutih.  Bedeng-bedeng reot, yang ketika angin datang mengibas-ibas plastik yang menempel, seakan hendak ikut menyimak pembicaraan mereka.

“Aku melihat, uang-uang itu menempel sebagai hiasan.  Tadinya aku tak percaya.  Kemudian aku menyentuhnya.  Dan aku meyakini,” kata Kamijo memulai.

“Berapa banyak hiasan itu?” tanya Barko.

“Tak terhitung.”

Semua berdecak kagum.  Juga terperanjat.  Bingung.  Dan entah apalagi yang ada pada benak mereka.  “Apa rencana kita?” tanya yang lain.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline