Lihat ke Halaman Asli

Kisah Sukses Petani Grantung

Diperbarui: 25 November 2021   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Kisah Sukses Petani Grantung

Sobat Inspirasi, Menjadi petani sukses merupakan cita-cita dari Ahmad Sukirno (53th), petani asal Desa Grantung Kecamatan Karangmoncol sejak menikah cita-cita ini mulai menggebu-gebu. Dan alhamduliiah saat itu juga dapat warisan tanah sekitar 1 hektar yang bisa digunakan untuk melampiaskan cita-citanya jadi petani.

Untuk menjadi petani sukes menurut Sukirni harus dijiwai, bukan hanya menanam saja kemudian dibiarkan saja tumbuh, namun perlu perawatan sejak dari tunas hingga berbuah. Mereka tanaman perlu perhatian yang serius, agar tanamannya bisa berproduksi sesuai harapan, yakni panen melimpah dan harga saat pasaran tidak anjlok.

Ilmu pertaniannya didapat dari para penyuluh pertanian, teman-teman yang sukses juga hasil dari pengalaman otodidak selama ini. Dari pengalaman selama ini agar menghasilkan produksi yang maksimal, harus ada uji coba terlebih dahulu. Missalnya untuk menanam cabai tidak harus banyak dulu, kita bisa memulai dari 10-20 batang dulu agar kita mengetahui sejauh perkembangan tanaman.

Baik dari segi pupuk, pengolahan lahan, pencegahan hama, pembrantasan hama dan bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas produksi. Dari pengalaman itu kemudian bisa ditingkakan ke tahapan penanaman dalam kapasitas banyak, bisa sampai 2.000-5.000 batang. Dari penanaman yang sedikit itu juga agar kita tidak terlalu rugi jika ada hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk membagi waktunya Sukirno, pagi setelah sholat Subuh langsung pergi ke ladang/sawah untuk merawat tanaman-tanamnnya. Kemudian setelah pulang kantor sekitar pukul 15.00 juga disempatkan untuk ke ladang atau sawahnya. Pemupukan dan penyemprotan serta pengamatan hama dilakukan saat-saat tersebut.

Sedangkan untuk pengolahan lahan biasanya dibantu oleh tenaga buruh, hal terebut dikarenakan untuk pengolahan lahan dibutuhkan tenaga yang banyak. Biasanya 3-5 orang tenaga yang diperbantukan untuk pengolahan lahan serta penanaman tanaman.

Dari hasil pertaniannya Alhamdulillah, Sukirno sudah bisa menyekolahkan 2 anaknya di perguruan tinggi, satu anaknya sudah selesai kuliah tinggal satu orang lagi. Hasil dari pertaniannya bisa digunakan untuk membayar SPP dan biaya indekos serta kebutuhan buku lainya, sedangkan gaji dari perangkat desa digunakan untuk makan dan biaya foto copy kuliah, serta kebutuhan rumah tangganya.

 Jangan Lupa bagi para pembaca budiman untuk bisa subsribe, like dan share cheanel youtube kami ini. Terimaksih


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline