Pemilu serentak tahun 2019 telah usai, hiruk pikuk konstelasi politik yang terdengar selama 8 bulan yang lalu bailk di media massa maupun media sosial kita alihkan ke hal-hal yang positif dalam kerangka membangun Indonesia lima tahun mendatang. Pembicaraan seputar politik telah menyita waktu perhatian sebagian masyarakat, ujar kebencian, penyebaran hoaks dan kampanye hitam kerap menjejali otak masyarakat.
Antara hoaks dan fakta sudah tidak bisa dibedakan lagi, karena "mereka" yang punya kepentingan menghalalkan segala cara untuk mengaet massa. Masyarakat terjebak dan menjadi dua kubu yang saling nyinyir satu sama lain, seakan-akan Indonesia milik mereka sendiri. Padahal kalau kita tengok persoalan politik harusnya sudah selesai ketika hak pilih kita sudah dilaksanakan. Siapapun yang menang nantinya merupakan pilihan rakyat Indonesia.
Semua pemimpin mempunyai tujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Sebagaimana termaktub pada pembukaan UUD 1945 alenia ke 4, yang mana untuk menuju cita-cita bangsa melalui visi-misi, program dan kegiatan yang diusung masing-masing pemimpin.
Setelah pengumuman dari KPU tanggal 22 Mei nanti, siapapun yang menjadi presiden, wakil presiden, anggota DPD RI, anggota DPR RI, anggota DPR Provinsi dan anggota DPR Kabupaten/kota merupakan para pemimpin yang dipilih oleh rakyat Indonesia. Mereka terpilih karena sudah menjadi takdirnya untuk menjadi pemimpin dan wakil rakyat di parlemen. Kita sebagai masyarakat sudah selesai menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani masing-masing.
Program dan janji telah mereka tebarkan untuk lima tahun kedepan, tinggal kita sebagai pemilih meraka menjadi pengawal sekaligus penaggih janji, apakah program yang mereka janjikan bisa direalisasikan lima tahun mendatang. Kita sebagai masyakat ikut membantu dan nyengkuyung program-program yang digulirkan dan menjadi pengawas jika ada program-program yang menyimpang dari aturannya.
Mari kita rajut kembali kebhinekaan yang ada di masyarakat, perbedan pilihan, perbedaan politik merupakan rahmatan lil 'alamain, perbedaan merupakan rahmat bagi setiap manusia. Hakekatnya mahkluk hidup diciptakan karena adanya perbedaan, karena perbedaan inilah yang akan menutupi satu sama lain, karena perbedaan inilah mahkluk hidup membutuhkan satu sama lain. Karena perbedaan menjadikan bangsa Indonesia menjadi kuat. (PI-2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H