Dalam pandangan ekonomi kapitalis manusia dianggap memiliki hak milik yang mutlak atas alam semesta, karenanya ia bebas untuk memanfaatkan sesuai dengan kepentingannya. Manusia dapat mengeksploitasi semua sumber daya ekonomi yang dipandangkan akan memberikan kesejahteraan yang optimal baginya, dalam jumlah berapa saja dan dengan cara apa saja.
Dalam sistem ekonomi kapitalis mempunyai beberapa ciri- ciri yang dapat menimbulkan dampak negatif diantaranya:
Kebebasan memiliki harta secara perorangan, Dialektika kehidupan kapitalis mendorong sikap untuk mementingkan diri sendiri, dan berupaya untuk memenuhi kepentingan diri sendiri. Setiap orang menggunakan kebebasan untuk mengeksplorasi sumber daya yang dimilikinya yang efisien guna memperoleh keuntungan yang lebih banyak.
Keadaan ini yang menyebabkan terjadinya eksploitasi sumber daya dengan alasan; segala apapun yang dikerjakan merupakan upaya untuk mengaktualisasikan kebebasan yang dimilikinya. Padahal kebebasan merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dimana manusia satu dengan yang lain juga berupaya untuk melakukan tindakan-tindakan eksploitatif.
Bila prioritas untuk memproduksi barang sosial yang diinginkan tidak dapat diekspresikan dalam mekanisme pasar, maka kekuatan-kekuatan pasar akan cenderung mendorong keadaan kepada penggunaan sumber-sumber daya yang tidak efesien dan tidak merata. Maka tidak akan ada keselarasan dalam kehidupan masyarakat bila menggunakan sistem ini.
Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, Persaingan bebas menimbulkan kecenderungan setiap orang untuk lebih mementingkan kepentingan sendiri. Bagi orang telah berkecukupan dalam bidag ekonomi tidak banyak peduli dengan orang kurang mampu, karena kepedulian bukan bagian dari kewajibannya.
Maka ketimpangan sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang individualistik. Ketimpangan sosial secara tidak langsung mengubah struktur masyarakat menjadi dua bagian, yaitu kaum kaya dan kaum miskin.
Maksimasi profit, Efesiensi usaha bisa dijadikan legitimasi untuk menaikkan batas produksi dan mengurangi biayanya guna mendapatkan keuntungan yang maksimal. Hal ini dilakukan sebagai alasan bagi pengusaha untuk mempertahankan produksi dan memenangkan persaingan usaha dengan pihak lain. Kadang kala kuatnya pengaruh orientasi ini menjadikan pengusaha kurang memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja.
Matrealistis, Nilai- nilai sosial seperti kerjasama, saling membantu, dan lain sebagainya, kurang mendapat tempat dalam kehidupan kapitalis. Dalam sistem kapitalis segala kegiatan ekonomi didasarkan atas terpenuhinya optimalisasi produksi guna mencapai output produksi dan keuntungan produksi yang diharapkan.
Keadaan ini menjadikan hidup masyarakat hanya untuk emenuhi aspek-aspek produksi saja, sehingga menimbulkan dorongan bagi manusia untuk selalu berhitung hal ini yang menjadikan perilaku transaksional di dalam kehidupan masyarakat.
Mengesampingkan kesejahteraan, Konsep kapitalis cenderung memahami pertumbuhan ekonomi lebih harus diperhatikan daripada pemerataan ekonomi, karena pemerataan akan timbul setelah adanya pertubuhan ekonomi (tricle down effect). Kebijakan ini menjadikan kesejahteraan masyarakat terbaikan.