Dari hasil pemeriksaan Bowo Sidik, Saut pimpinan KPK menyatakan bahwa Nusron Wahid menyiapkan 600000 amlop serangan Pajar , sementara Bowo 400000.
Pileg sudah lewat , KPK agak adem , sehingga Nusron Wahid belum diproses KPK dan tidak tahu dikemanakan amplop yang 600.000 buah.
Jika disebar menjelang pileg dan Nusron mendapatkan 80 ribu suara, berarti tingkat keberhasilannya adalah 20 persen, ditambah dengan pemilih yang mencoblos partai 10 persen maka konversinya bisa 25 persen .
Nusron Wahid bukanlah politisi Abal Abal mantan ketua umum GP Ansor, 2 kali menang dalam pileg dan saat ini menjabat ketua BNP2TKI ternyata tetap saja tidak pede dan yakin menang tanpa serangan Pajar.
Bahkan pada tahun 2014 salah satu peraih terbanyak, tetapi tentu ini juga menjadi tanya? Apakah beliau juga melakukan serangan Pajar?.
Pertanyaan ini muncul karena pada tahun 2009 suara pribadi Nusron hanya 13.157 dikutip dari Wikipedia.
Tapi pada tahun 2014 suara pribadinya mencapai 243021, ada dua paktor besar memang pendongkrak suara beliau saat ini, pertama berani berbeda dengan Golkar, beliau mendukung Jokowi, sementara pada saat yang sama Golkar ada dikubu Prabowo.
Kedua pada tahun 2011 beliau juga menjadi ketua GP Ansor.
Sayangnya tidak penelitian yang dilakukan oleh LSM perguruan tinggi apa penyebab riil kenaikan suara Caleg yang luar biasa.
Atau setidaknya Lembaga Survey model LSI dan lain lain melakukan survey, kenapa memilih seseorang?.
Kuisnya bisa: