Lihat ke Halaman Asli

Tertipu Mitra Usaha, Kisah Nyata Kang Agus

Diperbarui: 13 September 2018   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

windpowerengineering.com

Malam kemarin pada saat lagi santai, tiba-tiba masuk chat di Bukalapak dan lansung menyapa, Pa kabar bang holid?. Eh saya lihat ternyata kang agus (Bukan nama sebenarnya), beliau minta ketemu untuk mencari jalan keluar persoalannya.

Kang agus mempunyai bengkel motordi Sumedang, maju banget ngak, relatip jalan ditempat, cukuplah untuk makan minum, apalagi kondisi sekarang ekonomi lagi lesu dan daya beli lagi turun, bertahan saja sudah bagus.

Rabu siang sesuai janji kang bagus main ke  nusa motor dan menceritakan semua masalah usaha dan persoalan yang sedang beliau hadapi.

Pada saat yang sama orang tua kang bagus punya mitra bisnis jual beli mobil, berdasar pengalaman orang tuanya hasilnya lumayan, pada saat ada yang jual mobil,  pemilik showroom kang "asep" (initial), meminjam uang uang ke orang tua bagus, hasilnya oke, pada saat mobil laku orang tua kang bagus dapatlah komisi dari modal yang ditanamkan.

Setelah berjalan enam bulan kang asep menawarkan kerjasama yang lebih besar, dengan menawarkan investasi yang lebih besar .  Kang agus ditawarkan orang tuanya, singkat cerita kang bagus tertarik dan  uang ke BRI cab Sumedang dan pinjam uang 400 juta.

Semuanya diberikan ke kang asep, margin yang diberikan lumayan, bisa menutup bunga ke BRI sekitar 5 jutaan karena kreditnya KMK rekening Koran yang cukup bayar bunga.

Adalah lebih kadang 10 juta perbulan, kadang 7 juta sesuai dengan hasil.   Enam bulan oke, bulan ke tujuh mulai tersendat, begitu juga bulan-bulan berikutnya, melihat hal ini kang bagus mengambil inisiatif untuk menarik semua modalnya, karena KMK rekening Koran sudah harus diperpanjang dengan biaya sekitar 7 jutaan.

Kang asep terus berkelit dan mengembalikan pinjaman sebesar 70 juta setelah didesak, kemudian berikutnya hilang.

Didatangi orang tuanya  ya ngak bisa apa-apa, begitu juga dengan kakak-kakaknya, kang bagus tinggal gigit jari.

Sayangnya perjanjian bisnis ini juga hanya berdasar perjanjian diatas materai dan tidak mempunyai jaminan atau penjamin, sehingga berikutnya kang bagus kelimpungan karena bunga terus berjalan.

Seiring waktu uang yang tersisa habis untuk bayar bunga, sementara bengkel motor manalah cukup untuk membayar bunga bank.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline