Lihat ke Halaman Asli

Gajah Menangis Akhirnya Meninggal, Kisah Pilu Pengusiran Petani Sumberjaya Lampung Tahun 1995

Diperbarui: 3 Desember 2017   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penduduk yang pertama kali datang ke Sumberjaya adalah Suku Semendo yang menempati daerah sukaraya tahun 1889 (kuswoyo,, Siti Nurbaya dll). Pada tahun 1951 ada tranmigrasi bahasa belandanya kolonisasi, meniru bahasa eropa pada saat bangsa eropap menduduki benuar amerika, Australia, Selandia baru dengan merampas hak-hak rayat yang lebih lama menghuni. Transmigrasi tahun 1951 resmi program pemerintah melalui BRN, bahkan diresimkan oleh Soekarno dan Hatta pada tahun 1952.   

Periode berikutnya banyak masuk transmigran mandiri dari Jawabarat dan Jawa setalah mendengar kesuburun tanah lampung, cerita berantai , transmigran yang pulang dari Lampung mengabarkan ke sanak Saudara tempat penghidupan baru setelah dijawa lahan semakin sulit atau hanya menjadi buruh tani.

Pesatnya pertumbuhan penduduk SUmberjaya membuat areal perkebunan semakin meluas, kondisi ini membuat Jakarta galau, dinas kehutanan resah, padahal sbelumnya banyak juga izin tebang dan garaap sudah dikeluarkan.

Kampung Kami dikelinggi bukit barisan , kemanapun mata tertuju yang Nampak indahnya bukit. Bukit dalam bahasa Indonesia adaalah gunung dan gungnya berbaris-barbaris maka disebut bukit barisan.

Dibaliknya indahnya bukit, dibawahnya banyak terkandung tambang emas. Yang sudah dietambang sejak zaman Belanda, ada dipadang, Jambi dan Suoh baru ditemukan tambang emas.

                                                                                               Sumbergambar :sindonews 

Dibukit barisan terutama ditaman nasional banyak gajah liar, sementara untuk konservasi gajah di Lampung terkonsentarsi di Wakambas. Gajah pada dasarnya hewan baik, jarang sekali menganggu kehidupan manusia, kecuali habitatnya terganggu. Gajah mempunyai emosi, rasa dan kasih sayang dan hidup berkelompok. Anak-anak gajah akan berada ditengah pada saat jalan sehingga aman dari nganguan binatang Buas.

Pengunaan gajah untuk membantu kehidupan manusia sudah terjadi sejak beberapa abad sebelum masehi, bahkan dalam sejarah Islam pasukan Abraha mengunakan Gajah untuk menghancurkan kabah, kaum arab Kuraish ciut tak ada nyali, hanya dengan kekuasaan Alllahlah kemudian turun pasukan langit yang terkenal dengan burung ababil (surat Alpil). (Alquran)

Dalam kisah mahabrata, perang antara pasakan Kurawa dan pandawa juga tercatat pengunaan gajah, begitu juga  perang penaklukan Alexander Agung  ke India. Pasukan Alexnader harus berhadapan dengan Pasukan gajah India yang akhirnya mental  pasukan Alexander agung ciut yang menyebabkan pemberontakan oleh pasukannya an perlahan balik kenegaranya. (326SM).

Bayangkan oleh kita gajah yang begitu besar dan gagah, bahkan salah satu alat perang dari masa-kemasa digunakan untuk menakuti dan menghancurkan mental masyarakat Sumberjaya, yang dsaarnya sudah lemah dan hidup mereka hanya bertani, tak ada senjata pula untuk melawan pasukan pemerintah dengan pasukan gajahnya. 

Cara jitu pemerintah Orde Baru sangat tepat, apalagi dalam legenda masyarakat tradisonal gajah juga diartikan Sumber pengetahuan yang kita kenal dengan Ganesha yang sangat tekenal dalam epos Ramayana, bhakan ITBpun terkenal dengan kampus Ganesha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline