[caption id="attachment_120417" align="aligncenter" width="640" caption="Gbr: BBC"][/caption] Kemenangan Partai Pheu Thai yang dipimpin oleh Yingluck Shinawatra adik kandung Thaksin Sinwatra dengan meraih 260 dari 500 kursi di parlemen, membuktikan bahwa rakyat Thailand sangat merindukan sosok pemimpin yang peduli terhadap nasib rakyat kecil. Pilihan rakyat Thailand membuktikan bahwa cara-cara tidak demokratis yang dilakukan oleh Militer yang bekerjasama dengan klas menengah dengan mengkudeta Thaksin dari PM pada tahun 2006 tidak menyurutkan kecintaan rakyat terhadap Thaksin. Bila kita kilas balik, pemilu Desember 2007 pasca dikudeta, dimenangkan oleh partai pendukung Thaksin yaitu Partai Pendukung Rakyat yang mengantarkan Samak Sundarep menjadi PM, sayangnya tidak bertahan lama karena ada demo terus menerus dari pendukung People's Alliance for Democracy (PAD) sampai Samak mundur pada September 2008 , begitu juga dengan Somchai Wongsawat (adik ipar thaksin), PM baru dari Partai pendukung rakyat, juga harus lengser karena berbuat curang dalam pemilu pada tahun 2007. Pemilu ini juga sebagai bukti apakah pemerintahan sekarang yang dipimpin oleh Abhisit Vejjajiva dari partai Demokrat buah dari kudeta, direstui rakyat Thailand atau tidak. Segala upaya telah dilakukan oleh partai Demokrat untuk mendiskriditkan partai Pheu Tai, bahkan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva menyatakan Pheu Thai merupakan kepanjangan dari pemikiran Thaksin" dan negara ini "harus bebas dari racun Thaksin." "Selama Thaksin berpikir maka Pheu Thai akan melakukannya dan menemukan cara bagaimana Thaksin bisa mendapatkan 46 miliar baht ($1,5 miliar) uangnya yang telah dibekukan , sayangnya ini tidak mampu membelokkan pilihan rakyat yang tetap pada keputusannya untuk memberikan pilihan kepada partai Pheu tai. Inilah Demokrasi, sosok yang dibenci oleh Militer, kerajaan dan klas menengah ternyata tidak mampu mempengaruhi suara rakyat. Pemilu ini juga sejarah bagi Thailand karena untuk pertama kalinya dipimpin oleh Perempuan. Selamat buat rakyat Thailand yang sudah memberikan keputusan terbaik untuk negaranya, semoga rekonsiliasi yang dijanjikan Yingluck benar-benar terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H