Lihat ke Halaman Asli

Gile Benar, Pesawat Merpati MA 60, Sarat Korupsi dan Berbahan Kayu

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misteri kenapa pesawat merpati MA 60 jatuh memang masih diselidiki oleh KNKT. Tapiternyata beritanya melebar kemana-mana, dari indikasi korupsi pada proses pembelian, sampai kenapa merpati harus membeli merpati MA 60, sementara Indonesia punya produk yang lebih baik  CN 235.

Dari awal pembelian MA 60 penuh liku, bahkan ada indikasi keterlibatan staff khusus istana JW,dan MS seorang pengusaha Golf, yang Mereka (MS dan JW) yang mengatur pembelian bersama dengan Bappenas, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan di bawah koordinasi Menko Perekenomian. Uniknya lagi menurut Arif (mantan karyawan merpati), ada markup harga dari 11 juta$ harga asalnya, menjadi 14 juta$, hem ternyata lumayan juga ya, jika 15 pesawat total yang dibeli, berarti, ada kerugian negara lebih 60 juta $ dollar lebih. Kalayakan pesawat ini, memang sudah banyak dibahas dimedia massa, dari soal sertifikat FAA yang tidak ada, bahkan pesawat belum teruji, populasinya masih terbatas, bahkan pesawat ini sarat dengan masalah. Nah berdasarkan pakta yang ditemukan oleh Kepala Operasi Bandara Kaimana, Hayat La Obo, mengatakan bahwa beberapa bagian dalam pesawat buatan Xian Aircraft Cina tersebut, ternyata terbuat dari kayu dan bukan alumunium.

Bahkan menurut Hayat pabrikan pesawat tersebut, seperti membuat miniatur pesawat atau pesawat mainan, karena bahannya terbuat dari kayu.

[caption id="attachment_106931" align="alignnone" width="300" caption="poto, tribun news"][/caption] Fakta baru yang ditemukan ini, semoga membuka mata kita, bahwa musibah ini akan terus terjadi jika pemimpin kita terusberusaha mengeruk keuntungan dengan berbagai manipulasi dan korupsi yang tiada henti didalam pengadaan mode tranportasi udara.Padahal belum lama, bangsa ini menyaksikan kapal laut dijalur terpadat yaitu merak- Bakauheni juga terbakar yang banyak memakan korban. Fakta kedua, membuktikan, bahwa pemerintah tidak konsisten dengan slogan mencintai produk dalam negeri.Pabrik pesawat kita DI yang mampu memproduksi pesawat lebih baik, ternyata malah tidak dipercaya oleh pemerintah untuk pengadaan pesawat merpati. Padahal, jika 15 pesawat merpati itu pakai produk dalam negeri, efeknya akan sangat besar bagi PT DI,maupun dari sisi bisnis, dan perkembangan industri dirgantara dalam negeri.Tapi entahlah, barangkali, bila beli dari PT DI, para calo dan pihak terkait, tidak bisa mendapatkan fee gelap yang sangat besar. Ironis memang, jika mulut pemimpin dan kebijakan tidak pernah pas, hanya manis dimulut, enak didengar, tapi pahit buat raknyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline