Lihat ke Halaman Asli

Mustopa Abu Bakar, Kenapa Saham KS (Krakatau Steel) di Obral?

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_311067" align="alignnone" width="200" caption="detikcom"][/caption] Rencana IPO saham KS yang akan dilakukan pada bulan 2-4 November 2010, menuai kontraversi, karena dilepas dengan harga murah Rp 850. Sementara beberapa ekonom, menilai harga saham KS yang wajar Rp 1000-Rp 1100. Amin rais menuding seperti dimuat di beberapa media, ini adalah Indosat jilid ke 2, asset Negara yang begitu strategis, dijual kepihak asing dan lokal dengan harga dibawah nilai penawaran yang di lakukan investor lokal yang berkisar Rp 850-Rp 1100. Padahal menurut Drajad Wibowo, setiap selisih Rp 50 rupiah, maka negara di rugikan Rp 150 miliar, artinya bila saham KS bisa dijual  Rp 1150 maka negara dirugikan hampir Rp 900 miliar,luar biasa bukan, dari keputusan yang tidak berpihak kepada negara, tapi kepada kelompok tertentu. Abu bakar selaku menteri BUMN selalu mengatakan bahwa harga IPO saham KS sudah di kaji secara mendalam oleh pihak underwriter yaitu PT Bahana sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Danereksa sekuritas. Inilah beberapa alasan yang dikeluarkan oleh penjamin emisi PT Bahana Sekuritas seperti yang dimuat di republika kamis (28102010), kata Eko (dirut Utama Bahana Sekuritas). "Kita mendorong secondary market agar bergairah, sehingga investor domestik makin aktif di pasar modal. Jadi, lanjutnya, harga sebesar Rp 850 per saham ini sudah optimal dilihat dari berbagai pertimbangan. Sementara itu, Direktur Utama Danareksa Sekuritas, Marciano Herman, menambahkan investor yang dibidik untuk menyerap saham perdana KS yaitu investor yang berkualitas. Maksudnya, investor yang berkualitas membeli saham perdana KS untuk jangka panjang, bukan untuk spekulasi. Bila kita pahami, secara jelas penjelasan dua penjamin emisi ini sangat bertentangan, satu sisi berharap investor domestik bergairah di pasar modal, sisi lain, mengharapkan investor jangka panjang.  Dari sini mereka sendiri kebingungan dan tidak satu suara, kelihatan  ada kepentingan ekonomi kelompok kuat yang disembunyikan. Logika sederhananya, jika kita punya barang mau bagus atau jelek, ada yang nawar lebih mahal, maka selayaknya pelaku ekonomi di seluruh dunia, akan menjual kepenawar harga tertinggi. Hukum ekonomi ini berlaku diseluruh dunia.  Sayangnya di Indonesia berlaku logika ekonomi terbalik, barang bagus di jual murah baik kepada asing maupun kepada para pejabat dan pelaku ekonomi yang dekat dengan kekuasaan. Anehnya juga, saham yang dijual ke pasar domestik  dan asing, diharapkan tidak dijual dalam jangka panjang, sangat tidak masuk akal, namanya juga bursa saham, setiap pelaku ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tidak mungkin ditahan, pasti dijual.   Tentu kita ingat Indosat yang dibeli temasek, seharga 5 Triliun, dan selama 5 tahun temasek mendapatkan keuntungan 5 triliun, dan  dijual ke Qotar Telkom sebesar 16 triliun, maka keuntungan total Temasek hampir 200 % lebih. Bila target pemerintah investor jangka panjang, saya kira jual saja ke Jamsostek, Asabri dan beberapa lembaga dana pensiun BUMN atau yang sejenisnya, karena kelolaan keuangan mereka sangat besar, dan bisa dikendalikan oleh pemerintah, sayangnya, seperti ada kesengajaan Jamsostek yang sudah menyiapkan dana 500 miliar, hanya mendapat jatah 100 miliar dalam penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Krakatau Steel (KS). Dengan uang sebanyak itu, Jamsostek kebagian 1,17 juta lembar saham.http://portal.bumn.go.id/jamsostek/#newsDetail-1. Ironis memang, ditengah badai bencana menimpa negeri ini, para pemimpin negeri berlomba menguras kekayaan negara dengan berbagai macam cara. Saya ingat dengan SBY menyindir Megawati, pada saat kampanye, bahwa Megawati Presiden yang suka jual BUMN, lah sekarang apa bedanya. Mulai besok kita akan lihat, siapa yang membeli saham KS dan siapa di belakangnya. Bila KPK mau mengusut ini bisa mulai dari sini.  Buat anggota DPR, dari pada jalan-jalan terus keluar negeri, ada baiknya menyelediki kelayakan harga penjualan saham KS. ____

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline