Lihat ke Halaman Asli

Ayunan

Diperbarui: 1 Oktober 2016   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://artandcritique.com/alvin-richard-scenes-with-children/

Ada satu masa nostalgik ketika ayunan taman sanggup menerbang-nerbangkan sukmamu. Dengan gerak yang hanya sebersahaja tekukan kaki saat ia melempar mundur, lalu tungkai yang dijuntai lurus saat mengayun ke muka, maka di kamusmu terbang telah mengutuhkan lema. Lalu ibumu datang memanggil dengan bujukan makan siang.

Hari-hari begitu berwarna seperti krayon dan kuas. Pada petangnya kausisipi buku gambar dengan ayunan yang kaumainkan tadi dengan rona serupa. Pun dengan matahari. Sulit untuk mencari lembar di mana tak kaububuhkan senyum bagi citra matahari. Bersama ibu yang memanggil makan malam, sukacita seperti tak perlu kausa. Ia merumuskan diri sendiri.

Tiba-tiba hari ini tiba begitu saja. Tahun-tahun terpintal mampat di belakang sana. Perih, belasungkawa, ketercerabutan.

Jika memang hari ini montase luka, drama pepat, maka kenanglah satu masa itu. Bawalah putrimu ke satu taman di mana ia bebas mengayun. Lalu pinjam darinya paras sukacita. Bersama kibaran rambutnya yang menyibak haluan dan buritan, barangkali di sana ada rindu yang berbangkit kepada kurun ketika bagimu pasang dan surut hanya seloroh kelembaman.

Barangkali ada semacam iman. Bahwa meski apa pun terjadi, dalam langsir arah, kau tetap mampu merasa terbang.

***

Gambar diambil dari sini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline