Lihat ke Halaman Asli

Catatan Seorang Saksi (Pemilu)

Diperbarui: 19 Februari 2024   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Catatan Seorang Saksi (Pemilu)

Hari itu, 14 Febuari 2024, terasa begitu special bagi saya. Hari itu begitu dinanti karena saya akan bertugas sebagai salah satu saksi dari partai PKS, dalam kegiatan pencoblosan Pilpres dan Pileg serentak. Ini event besar, yang akan menentukan Presiden Republik Indonesia periode 5 tahun ke depan. 

Ini event yang begitu menguras energi, terutama bagi orang-orang yang terlibat sejak jauh-jauh hari, minimal sejak 1 tahun sebelumnya. Dimulai dari survey elektabilitas capres, lobi dan negosiasi untuk membuat partai koalisi, penetapan dan pendaftaran Capres dan Cawapres and so on. Sungguh suatu proses yang penuh liku.

Persiapan untuk event ini tentu tidak main-main. Banyak kisah suka duka yang menghiasi, juga munculnya berbagai polemic dan intrik, termasuk drama sidang MK yang nantinya akan menjadi catatan kelam sejarah demokrasi di negeri ini.

Bagi saya pribadi, event ini special karena ini akan menjadi keterlibatan pertama saya dalam kegiatan politik praktis, setelah sekian lama hanya ikut jadi penonton. Saya mendaftar, tepatnya didaftarkan oleh teman, pada awal Januari 2024. Proses pendaftaran sebagai saksi relatif mudah dan cepat. 

Dalam beberapa hari setelah mendaftar, saya sudah mendapatkan surat mandat sementara yang ditandatangani Ketua DPD PKS Kota Bekasi, H. Heri Koswara MA. Surat mandat ini diberikan lebih awal agar saya bisa mengurus surat pindah nyoblos, mengingat saya sudah terdaftar sebagai calon pemilih di DPT lain (sesuai KTP). Berdasarkan surat mandat, tempat tugas saya adalah di TPS 016, Kranggan Lembur, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Bekasi.

Sebagai saksi, 10 hari sebelum hari H kami diberikan pembekalan kerja, semacam bimtek bagi petugas KPPS, agar nantinya bisa bertugas secara maksimal. Saya sangat terkesan dengan acara pembekalan yang sebenarnya sangat sederhana. Tempatnya hanya di teras rumah salah satu kader PKS. 

Selama acara, kami para peserta disuguhi berbagai cemilan dan minuman, termasuk makan siang. Semuanya relatif sederhana, hanya makanan ala kampung, tapi terasa nikmat. Materi pembekalan juga cukup komprehensif, yang kemudian terbukti sangat membantu saat kami bertugas di lapangan.

Sebelum hari H saya sempat survey langsung lokasi, sekalian memberikan surat mandat kepada ketua KPPSnya. Lokasi TPS tempat saya bertugas sekitar 3 km dari tempat tinggal kami. Lumayan jauh, tapi okelah. Saat survey saya temukan bahwa area TPS adalah Lorong kecil yang nampak becek karena memang sebagian jalannya masih tanah liat. Lagi-lagi saya berucap dalam hati, no problem. Ini pasti nggak seberapa dibandingkan perjuangan teman-teman lain yang mungkin ditugaskan di tempat lain yang lebih menantang.

Hari H, hujan mengguyur wilayah Kranggan sejak tengah malam. Habis subuh hujan belum mereda juga. Apa boleh buat, demi tugas tetap harus jalan. Harus tiba di lokasi sebelum acara dimulai. Jangan sampai telat karena bisa ditolak oleh ketua KPPS. Sebelum acara dimulai, saya sempat “omom-omon” dulu dengan ketua dan anggota KPPS. Maksudnya agar bisa cair, bisa lebih akrab. Nggak risih kalau nantinya mau komentar atau protes saat acara berlangsung.

Tepat pukul 7.30 pagi acara dibuka oleh ketua, melalui sedikit seremoni termasuk sumpah para anggota KPPS. Saat acara dibuka, sejumlah warga yang akan mencoblos sudah hadir. Namun mereka harus sedikit sabar menunggu karena perlu waktu 30 menit lagi panitianya beberes baru benar-benar siap dilakukan pencoblosan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline