Lihat ke Halaman Asli

Neng Koala, Mahasiswi Indonesia di Australia Bercerita

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kisah Perjuangan ‘Ibu Kartini’ di Benua Kangguru

Lebih dari seabad setelah meninggalnya Kartini, tokoh perjuangan pendidikan perempuan Indonesia, ternyata perjuangan perempuan dalam menempuh pendidikan tinggi, khususnya di luar negeri, masih menemui berbagai rintangan.

Mulai dari pasangan atau anggota keluarga yang keberatan, pandangan masyarakat dan institusi yang kurang mendukung pengembangan diri perempuan sampai dengan tantangan beradaptasi di lingkungan dan budaya yang baru.

Untuk itu, sekelompok mahasiswi Indonesia beserta alumnus yang menimba ilmu di Australia hari Sabtu lalu meluncurkan blog “Neng Koala” yang dapat diakses di http://www.nengkoala.com dengan tujuan berbagi kisah suka dan duka dalam meraih kesempatan dan menempuh studi di negeri Kangguru.

Blog ini juga diharapkan dapat menginspirasi dan mendorong sesama perempuan untuk meneruskan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya di luar negeri.

Untuk lebih jelas, dibawah ini adalah siaran pers yang dikirimkan kepada saya oleh saudara di Canberra. Semoga bermanfaat

===

Neng Koala, Mahasiswi Indonesia di Australia Bercerita

Siaran Media

Perjalanan sebagai pelajar selama satu tahun kembali melecut saya untuk dapat melakukan yang terbaik, dan lagi-lagi ketika saya akan berangkat ke Canberra di akhir tahun 2010, eyang saya berpesan “semangat-semangat-semangat” sebagai modal saya.… Tekad saya makin membara, ingin mempersembahkan yang terbaik bagi orang tua dan eyang, yang telah berjanji untuk datang ketika wisuda.

- Anindita Dyah Sekarpuri, dalam “Semangat.. Semangat.. Semangat!

Kadang-kadang cara Tuhan mencambuk semangat kita itu memang tidak terduga. Karena pada saat itu sebenarnya saya sedang terpuruk frustasi dengan beban kuliah yang ternyata lebih berat daripada yang saya kira. Tapi saya seperti diingatkan kalau perjuangan perempuan untuk sepenuhnya diakui itu ternyata belum selesai dan saya tidak boleh take it for granted semua fasilitas yang saya terima begitu saja.

-Stella Kemala Susilo, “Memang Kenapa Kalau Perempuan?”

Canberra, 21 April 2012—Lebih dari seabad setelah meninggalnya Kartini, tokoh perjuangan pendidikan perempuan Indonesia, ternyata perjuangan perempuan dalam menempuh pendidikan tinggi, khususnya di luar negeri, masih menemui berbagai rintangan.

Mulai dari pasangan atau anggota keluarga yang keberatan, pandangan masyarakat dan institusi yang kurang mendukung pengembangan diri perempuan sampai dengan tantangan beradaptasi di lingkungan dan budaya yang baru.

Untuk itu, sekelompok mahasiswi Indonesia beserta alumnus yang menimba ilmu di Australia hari ini meluncurkan blog “Neng Koala” yang dapat diakses di http://www.nengkoala.com dengan tujuan berbagi kisah suka dan duka dalam meraih kesempatan dan menempuh studi di negeri Kangguru.

Blog ini juga diharapkan dapat menginspirasi dan mendorong sesama perempuan untuk meneruskan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya di luar negeri.

Ide pembentukan Neng Koala tercetus pada akhir Maret ketika Melati (28), mahasiswi S2 di Australian National University, Canberra, mendapatkan kabar mengenai salah satu teman perempuannya yang memutuskan untuk melepas kesempatan berharga untuk menempuh S2 dengan skema beasiswa di Australia. Ternyata kasus ini tidaklah unik: dalam diskusi Melati dengan sesama mahasiswi di Australia, terungkap bahwa banyak perempuan Indonesia lainnya yang mengambil keputusan serupa dengan alasan bahwa posisinya dalam keluarga dan masyarakat menjadikannya sulit untuk meneruskan kuliah.

Melati kemudian tergerak untuk mengajak rekan-rekan mahasiswi dari berbagai latar belakang dan situasi keluarga, baik lajang maupun menikah, tanpa atau dengan anak, untuk merekam kisah mereka dalam suatu blog yang dapat diakses melalui jejaring sosial di dunia maya. Memanfaatkan perkembangan pesat tekonologi informasi di Indonesia, diharapkan bahwa kisah-kisah tersebut dapat menjangkau pembaca seluas-luasnya.

Ternyata ide ini disambut dengan sangat antusias: Dalam kurun waktu 2 minggu saja, sudah ada lebih dari 80 kontributor yang tergabung dari berbagai universitas di Australia, bahkan di antaranya lebih dari 20 kontributor sudah beberapa kali menyumbang tulisan.

“Terus terang saya kaget melihat minatnya begitu tinggi. Setiap hari kurang lebih lima tulisan baru diunggah di blog. Kisah-kisah pribadi yang dibagi sangat inspiratif—banyak perjuangan yang mendobrak stereotipe bahwa perempuan harus mengalah dan tidak perlu kuliah tinggi-tinggi, “ ujar Melati.

Selain kisah-kisah pribadi, Neng Koala juga memuat beragam informasi praktis mengenai kehidupan dan studi di Australia. Hal ini meliputi bagaimana beradaptasi di negara empat musim, menjalin pertemanan di lingkungan sosial baru, mencapai prestasi akademis terlepas dari tanggung jawab lainnya, antara lain keluarga dan berumah tangga.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

email: nengkoala@yahoo.com, atau kunjungi www.nengkoala.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline