Lihat ke Halaman Asli

Rzzky andini

mahasiswa

Perkembangan Jamu dari Masa ke Masa Ramuan Ajaib Warisan Turun-Temurun Peningkat Imunitas

Diperbarui: 29 Mei 2024   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: LOTTE Mart

Jika mendengar kata ‘jamu’ apa yang akan terlintas di pikiran anda? apakah ramuan obat-obatan atau minuman yang lezat? jamu merupakan racikan minuman tradisonal yang berasal dari Indonesia, racikanya yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan ataupun rempah-rempah pilihan yang mengandung begitu banyak manfaat. Jamu terbuat dari rempah-rempah alami seperti kunyit, jahe, kencur, cengkeh, dan masih banyak lagi, baik dari dedaunan, batang-batangan, bahkan buah-buahan sehingga menghasilkan aroma yang khas. Tumbuh-tumbuhan pilihan yang menjadi racikan dalam pembuatan jamu, jamu sendiri  sudah ada sejak  zaman kuno. Asal-usul jamu sendiri sampai detik ini masih sangat sulit untuk dilacak, tetapi banyak yang mengatakan bahwa jamu telah ada sejak 1000 tahun yang lalu.

Jamu sendiri memiliki berbagai macam jenis, mulai dari jamu kunyit asam, jamu beras kencur, jamu kudu laos, dan masih banyak lagi. Jamu memiliki berbagai manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh, mulai dari menjaga sistem imunitas, menjaga kesehatan jantung, sebagai vitamin D, kesehatan otak, dan lain sebagainya.

Banyak yang mengatakan minuman jenis ini merupakan minuman ajaib, bagaimana tidak? Banyak kalangan mulai dari anak-anak muda, hingga orang dewasa meminumnya karena memiliki khasiat yang luar biasa untuk tubuh. Jamu memiliki khasiat yang dapat menghilangkan berbagai penyakit jika dikonsumsi secara rutin.

Namun jangan salah. Selain memberikan dampak yang baik untuk kesehatan tubuh, ternyata jamu juga bisa memberikan dampak yang buruk jika pengolahannya tidak dilakukan dengan cara yang benar.

Adapun beberapa dampak negatif yang akan terjadi ketika mengonsumsi jamu dengan pengolahan yang salah yaitu:

  • Badan terasa sakit dan panas dingin.
  • Mual dan mutah.
  • Nyeri pada perut.
  • badan gatal-gatal dan bengkak.
  • Tekanan darah yang tidak stabil.
  • Sakit kepala.
  • Pendarahan.

Karena itulah, kita harus lebih berhati-hati lagi saat mengonsumsi jamu, apalagi saat mengonsumsinya secara asal-asalan. Akan jauh lebih baik jika kita berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter untuk menanyakan dosis jamu yang tepat untuk dikonsusmi.

Jamu sendiri sudah melekat pada masyarakat Indonesia, bukan hanya dari kalangan biasa saja, tetapi presiden ke-7 yakni presiden Ir. Jokowidodo juga mengatakan bahwa kesehatan yang ia miliki hingga saat ini juga karena ia sering mengonsumsi minuman tradisional tersebut.

Pada selasa 23 juli 2019,  Presiden Jokowi membagikan ramuan sederhana yang membuatnya selalu segar dan bugar. Melalu vlog singkat yang ia bagikan di instagram pribadi-nya @Jokowi,  Presiden Jokowi  mengatakan bahwa ia sering meminum jamu sebelum beraktivitas di pagi hari.

 “Biasa saya kalau pagi itu sebelum beraktivitas minum jamu, ini adalah jamu dari campuran temulawak, jahe, kunyit." Ungkap presiden Indonesia ke-7 itu. “Saya mengonsusmi jamu sudah dari 17 atau 18 tahun yang lalu, sampai sekarang, saya rasa akan memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.” Sambungnya, selain itu ia juga menyebutkan bagaimana cara-cara meracik jamu yang  mudah dan sederhana.

Sampai saat ini pengonsumsi jamu mengalami peningkatakan yang signifikan. Seiring dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan dan memperkenalkan jamu terhadap masyarat, dan juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Terutama setelah munculnya wabah COVID-19 pada tahun 2021, yang mendorong banyak masyarakat untuk mengonsumsi minuman tradisional ini untuk meningkatkan imun tubuh.

Hingga saat ini jamu tradisonal masih sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, tetapi ada satu jamu yang sudah mulai jarang terlihat, yaitu jamu gendong. Jamu gendong adalah minuman jamu yang di jajakan oleh penjual dengan cara menggunakan kain jarik dan bakul kemudian digendong pada bagian belakang atau samping. Namun dengan zaman yang modern ini jamu gendong hampir tidak pernah kita temui. Para penjual jamu di desa-desa lebih sering menjajakan jamun mereka menggunakan kendaraan ataupun gerobak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline