Lihat ke Halaman Asli

Rizky maulana Alhasani

Seorang penulis biasa, untuk orang yang luar biasa.

Orangtua, Anak, dan Kesuksesan

Diperbarui: 10 Juli 2022   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

satunegeri.com

Ketika aku gagal,

Aku tak ingin pulang, jika aku pulang. Aku selalu berpura-pura, meamakai topeng sebagai penutup kesedihan. Kadang aku tak sengaja membukanya. Orang tuaku pun bertanya kepadaku "kenapa kok murung gitu?" "Tidak apa-apa" jawabku sambil tersenyum dan sedikit tertawa. 

Singkat saja, begitulah kehidupanku. Aku tak ingin melihat orang tuaku bersedih atas kegagalanku. Orang tuaku tidak boleh tau tentang kebodohanku. Mereka hanya boleh tau bahwa aku pintar. Bahwa mereka sudah berhasil membesarkan anaknya dengan baik. Orang tuaku hanya boleh tau tentang kesuksesanku saja.

Seperti yang orang-orang bilang "orangtua juga harus tau apa yang telah dilewati anaknya." Namun bagiku, orang tuaku hanya boleh tau apa yang telah aku lewati adalah jalan-jalan yang lurus dan mulus, tanpa adanya lubang-lubang yang menjatuhkan kepada titik kegagalan.

Ada dua hal yang bisa diambil dari kegagalan. Yang pertama, merenunginya lalu bersedih. Yang kedua mencari tahu apa yang menyebabkannya gagal, dimana letak kesalahannya, lalu memperbaikinya agar tidak terulang kembali. Dan cara yang kedua lah arti dari "kegagalan adalah kunci kesuksesan"

"Tuhan, aku meminta kepadamu, datangkanlah hal hal baik yang bisa membuatku lebih baik. Sabarkanlah aku ketika di beri kegagalan. Berilah aku kesuksesan karna aku juga sama seperti manusia lainnya, ingin sekali menikmati manis keberhasilan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline