Lihat ke Halaman Asli

Rzkrachmaa

Hello, selamat datang di halaman kompasianaku, selamat membaca~

Bagaimana Memberi Punishment agar Anak Kapok?

Diperbarui: 13 Oktober 2019   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: CNN.com

Anak adalah anugrah terindah dan anugrah paling berharga yang dimiliki oleh orangtua. Seringkali orangtua memberikan kasih sayang yang lebih kepada anak-anaknya sebagai bentuk syukur kepada Tuhan yang maha Esa.

Namun kerapkali anak-anak selalu melakukan kesalahan dan karakter anak yang bandel juga kadang membuat orangtua emosi. Disaat anak-anak berbuat kesalahan orangtua memberikan sebuah hukuman yang diharapkan agar anak tidak mengulangi perbuatan yang salah dan memberi efek jera kepada anak. 

Memberikan hukuman kepada anak tentu saja hal yang baik agar anak tidak mengulangi kesalahannya lagi di kemudian hari. Terapi sebagai orangtua kita perlu hati-hati dalam memberikan sebuah hukuman. Hukuman yang tidak tepat dapat mengakibatkan anak berulah semakin menjadi-jadi. 

Apalagi hukuman yang diberikan orangtua kepada anak adalah hukuman yang berupa hukuman fisik, seperti memukul, menendang dan lain sebagainya justru tidak akan mengubah perilaku anak tetapi akan memunculkan rasa benci didalam diri anak terhadap orangtuanya.

Faktanya, hampir 75 persen orangtua pasti pernah memberi hukuman berupa fisik kepada anak. Hukuman fisik sangat tidak di anjurkan oleh para psikolog anak sebab hukuman fisik memiliki dampak yang membahayakan diri anak saat sudah dewasa nanti. 

Dampak tersebut salah satunya adalah rasa trauma yang dirasakan oleh anak serta rasa ketakutan sehingga dapat menghambat perkembangan anak di kemudian hari.

Jadi, sebaiknya bagaimana cara orangtua memberi hukuman kepada anak agar anak menjadi lebih baik dan tidak mengulangi kesalahannya lagi?

1. Sebaiknya hukuman mengandung nilai positif

Bentuk hukuman yang mendidik tentu saja bermacam-macam. Hukuman yang bernilai positif sangat baik untuk merangsang perkembangan anak agar menjadi lebih baik lagi dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Meskipun kadang kala anak masih sering melakukan kesalahan seperti itu lagi tetapi tidak sampai keterlaluan.

Hukuman bagi anak-anak yang bernilai positif misalnya menyuruh anak untuk membersihkan rumah, menyapu, mengepel atau menghafal beberapa surat-surat pendek bahkan mengurangi uang saku anak, anak yang suka jajan akan berfikir jika ia ingin mendapatkan uang saku kembali maka ia tidak boleh nakal lagi. Hukuman-hukuman tersebut membuat anak akan menemukan nilai-nilai positif dari hukuman yang di berikan kepadanya.

2. Jelaskan kepada anak agar anak tahu kesalahannya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline