Aku memandangimu lewat kaca jendela rumahku.
Setiap hari. Dari pagi, hingga ke pagi lagi.
Aku mencari-cari kesempatan untuk menatap bening bola mata itu.
Menghirup sisa aroma maskulin wangi tubuh tersapu angin.
Menikmati sentakan rambutmu yang bergerak seirama langkah kaki.
Dan seperti biasa, tak mudah.
Karena engkau selalu lenyap di tikungan, segera setelah aku keluar rumah.
Kegilaanku muncul.
Ku tapaki jejak-jejak langkahmu di jalanan berdebu.
Berharap engkau balik kanan dan berpapasan denganku.
Sehari, seminggu, sebulan.....