Lihat ke Halaman Asli

Kesempatan yang Hilang

Diperbarui: 29 Januari 2017   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lepas sudah tugas Tata mengemban ilmu di bangku SMA. Masa-masa seperti itu tak kan pernah dia lupakan. Mulai dari belajar menemukan jati diri hingga kisah asmara terekam manis selama 3 tahun ini. Sebulan sudah dia berada di rumah sambil merawat tanamannya yang masih kecil. Dan juga membantu pekerjaan rumah yang sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.

Dari setiap rutinitasnya yang begitu, Tata pun mulai bosan. Hingga akhirnya salah seorang temannya mengirim pesan dan mengajaknya untuk mencari lowongan pekerjaan

“Eh Ta, yuk besok kita cari lowongan. Bokek aku kalau setiap hari kayak gini. Sebulan sudah ku tidak menerima uang saku dari ibuku.” Cetus Nia dengan nada jengkel dalam pesan.

“Kau bukannya sudah bekerja di toko akhir-akhir ini. Mengapa kau malah mencari pekerjaan lain ?” ketikanku dalam membalas sms Nia.

“Aku dengar ada lowongan di PT yang disalurkan dari bursa kerja sekolah. Rencananya besok aku mau liat syaratnya di sekolah. Besok kita sekolahan ya?” Balasan Nia kepadaku.

Mendengar kabar dari Nia, Tata pun mulai bingung. Setelah lulus dari bangku SMA mau dibawa kemana mimpinya. Mau melanjutkan sekolah tinggi atau mencari pekerjaan bareng temannya.

***

Malam pun begitu bersahabat dengan pancaran sinar rembulan yang begitu menawan. Di sebuah kursi kayu yang mulai rapuh di bawah pohon talok, Tata yang sedang asyik bercengkerama dengan teman lelakinya, Ridwan. Bertepatan dengan sabtu malam, harinya kawula muda hangoutbareng teman atau pacarnya. Kali ini Ridwan yang main ke rumahnya.

“Rencanamu apa setelah lulus nanti?” Tanya Tata dengan penuh kepo

“Menurutmu apa? Seharunya aku yang tanya begitu padamu. Kau kan sudah lulus. Aku kan baru kelas 11 SMA.” Jawaban Ridwan menggoda dengan memandang langit.

“Kok gitu sih. Aku kan tanyanya beneran, kok malah  jawabannya begitu.” Kata Tata cemberut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline