Lihat ke Halaman Asli

Gulita

Diperbarui: 15 Oktober 2017   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



       Kau di atas awan saat terbahak-bahak dalam sukacita

Menari-nari di dalam gulungan-gulungan ombak kejam

Tersenyum simpul dan sumringah diterjang badai dahsyat

Bahkan kau melompat kegirangan dihempaskan tornado



Tapi kenapa larut dalam tangisan ketika hujan mengucur dari langit?

Meratapi mentari yang gagah menyilaukan pandangan mata

Tersedu sedan oleh kencangnya embusan angin sejuk

Merajut duka disentuh sungai meluap dan segala yang dibawanya



Dengarkanlah bisikan paling dalam kalbu nan bening

Ia tak pandai berdusta jika ia terpelihara dengan baik

Tentang hidup dan kehidupan nyata, bukan tentang fatamorgana sesat

Duhai...hilangkan kegelapan dan kebutaan, ingatlah waktu tak kan kembali




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline