Lihat ke Halaman Asli

Memahami Antara Retorika dakwah dan Dakwah Retorika

Diperbarui: 27 Juni 2024   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Syamsul Yakin dan Firman Fathur Rahman/dokpri

Oleh: Dr. Syamsul Yakin dan Firman Fathur Rahman

(Dosen dan Mahasiswa UIN Jakarta)

Retorika dalam berdakwah digunakan sepenuhnya agar dakwah yang disampaikan atraktif, menarik, dan estetik. Retorika diperlukan sebagai seni berbicara secara verbal dan nonverbal. Dakwah tanpa retorika akan terasa membosankan.

Lalu, retorika digunakan dalam dakwah agar ceramah berisi dan berbobot. Karena Ketika kita memakia retorika, kita mesti menggunakan Bahasa baku, berdasarkan pada data dan riset, serta tidak mengada-ada. Ceramah berdasarkan fakta akan membuat mad'u lebih menerima, dikarenakan mad'u yang kini lebih rasional dan kritis.

Tentu menggunakan retorika dalam berdakwah agar ceramah yang disampaikan beraspek informatif, persuasif, dan rekreatif. Sebab Ketika suatu dakwah mencapai aspek tersebut, maka ceramah akan diterima dengan baik. Terlebih pesan dakwah akan berisi tentang akidah, syariah, dan akhlak. Jika kita memenuhi aspek yang tadi, maka mad'u akan merasa puas dengan ceramah kita.

Retorika akan membuat seorang da'i mempraktikkan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah. Ini merupakan retorika yang diperkenalkan oleh Aristoteles. Ketiga jenis retorika tersebut dapat meningkatkan performan dai dan berefek positif pada respon mad'u. Ini membuat retorika harus diikutsertakan ketika seseorang berdakwah.

Retorika dakwah harus digunakan karen pertimbangan mad'u yang berkembang menjadi mad'u online. Untuk menyentuhnya, dapat menggunakan retorika komunikasi nonverbal, yaitu berdakwah menggunakan perangkat digital. Komunikasi nonverbal dapat membuat seorang dai menggunakan Gerakan tubuh dan Bahasa tubuh secara luring dan daring.

Terakhir, retorika dakwah dipandang harus digunakan karena berdakwah memperlukan tahapan. tahapan tersebut adalah penemuan atau inventio, penyusunan atau disposition, gaya atau elecutio, memori atau memoria, penyampaian atau pronuntitio. Kelima poin tadi disebut sebagai Teknik dakwah.

Lebih lanjut, dakwah retoris dipahami sebagai dakwah yang isinya bersifat retoris murni. Dakwah retoris didedikasikan untuk tujuan tertentu, seperti kesuksesan politik, kesuksesan ekonomi, dan prestise sosial. Dakwah retoris lebih merupakan alat yang dimanfaatkan dalam konteks gaya bicara yang indah.


Oleh karena itu, dakwah retoris harus ditinggalkan setelah beberapa pertimbangan. Pertama, dakwah adalah keyakinan yang dibangun di surga. Banyak ayat Alquran dan hadis Nabi yang dapat dikutip untuk menjelaskan hal ini. Menjadikan dakwah sekedar retorika membuat dakwah kehilangan semangatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline