Presentasi dan berbicara di depan umum tak hanya sekedar menyampaikan suatu informasi saja. Tapi menyampaikan pesan yang menargetkan pendengar untuk memengaruhi dan menyukseskan rencana dan tujuan pembicara.
Berarti retorika adalah bagian dari keseluruhan proses komunikasi yang efektif, estetik, dan menarik. Retorika dapat memberi seorang komunikator kemampuan berbicara dengan bahasa yang mudah dipahami. Seorang komunikator harus bisa membekali dirinya dalam berbahasa baku. Hal ini juga berlaku ketika seorang komunikator sedang menulis.
Selain dengan bahasa yang mudah dipahami, praktik retorika jauh lebih efektif jika aspek bahasa tubuh, audio-visual, dan visual digunakan ketika kita berbicara dan menulis.
Kemampuan di atas tadi dapat menghubungkan proses komunikasi. Setidaknya ada lima manfaatnya. Pertama, membuat yang kita ucapkan didengar dengan baik dan yang ditulis dapat dibaca dengan mudah.
Lalu, kedua yang diucap dan ditulis mampu dipahami. Ketiga, membuat audience setuju dengan kita secara rasional dan emosional. Keempat, membuat apa yang diucap dan ditulis menjadi sebuah konsep, pedoman, dan teori.
Lalu yang terakhir, mampu merubah tingkah laku audience. Maksud dari tingkah laku ini adalah sifat relatif bagaiamana merespon orang lain dengan cara yang berlainan.
Perubahan pada audience ini ditandai dengan emosi pada umumnya. Seperti sabar, marah, sedih, senang, dan lainnya. Di sinilah letak seni dari retorika, mampu membujuk dan merayu audience.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkanbahwa retorika tidaklah satu, tapi keseluruhan dalam proses komunikasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H