Lihat ke Halaman Asli

Tiroiditis Hashimoto

Diperbarui: 17 Juli 2016   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tiroiditis Hashimoto ? Pernahkah Anda mendengarnya ? Mungkin ya mungkin juga tidak. Saya sendiri tidak pernah mendengar nama tersebut hingga saya divonis mengidapnya.  

Berawal dari membengkaknya pangkal leher dan disertai dengan kelelahan yang teramat sangat meski tidak melakukan kegiatan sama sekali. Membuatku curiga bahwa ada gangguan pada kelenjar tiroid. Atas inisiatif sendiri maka saya pun melakukan pemeriksaan FT4 dan TSHs di laboratorium. Hasilnya saya bawa ke dokter spesialis endokrin. Di mana terlihat bahwa nilai TSHs saya sangat tinggi melampaui batas nilai rujukan.

FT4     :   0.850      nilai rujukan   0.930 - 1.710 ng/dL  

TSHs  :   10.700    nilai rujukan    0.270 - 4.200 uIU/mL

Oleh dokter disarankan melakukan tes Anti-Tiroglobulin dan Anti-Mikrosomal dan hasilnya positif yang seharusnya negatif. Dari hasil-hasil tersebut dokter berkesimpulan bahwa saya mengidap penyakit Tiroiditis Hashimoto.

Sekedar diketahui bahwa Tiroiditis Hashimoto merupakan penyakit autoimun pertama yang berhasil dikenali. Orang yang pertama kali mengidentifikasinya adalah Dr Hashimoto Hakaru di Jerman tahun 1912.

Penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari antibodi dan sel darah putih yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan virus, bakteri, antigen dan benda asing lainnya justru menyerang tubuh dalam hal ini kelenjar tiroid yang sehat. Karena sistem kekebalan tubuh salah mengenal musuh dan menyerang tiroid menyebabkan peradangan pada leher, kelenjar tiroid menjadi kurang aktif dan berkurangnya produksi hormon tiroid (hipotiroid). Padahal fungsi utama hormon tiroid adalah mengatur metabolisme sel-sel tubuh. 

Penyakit ini tak bisa disembuhkan namun dapat dikontrol dengan mengkonsumsi hormon tiroid sintetis atau sulih hormon ( Levotiroksin ) seumur hidup. 

Menurut dokter tak ada pantangan pada makanan dan minuman sama sekali, tidak boleh stres dan nikmati hidup. Namun ternyata seiring berlalunya waktu ada jenis-jenis makanan dan minuman tertentu yang tak bisa dicerna oleh pencernaan saya. Seperti lalapan, makanan yang tidak atau setengah matang atau makanan yang mengandung pengawet dan penyedap rasa. Teh dalam kemasan kotak dan botol yang mengandung pengawet. Dan jika saya mengkonsumsinya maka pencernaan saya akan terganggu mengakibatkan sakit perut, gangguan gas lambung serta diare. 

Gejala-gejala hipotiroid meliputi : penambahan berat badan yang tak terkendali, depresi, kulit kering, tidak tahan dingin, nyeri sendi atau otot, kelelahan, wajah bengkak, suara parau, rambut mudah rontok dan adanya benjolan pada leher

Salah satu gejala hipotiroid adalah berat badan bertambah ( gemuk ) meskipun tidak banyak makan. Namun yang terjadi pada saya justru sebaliknya saya tidak gemuk alias kurus walau banyak makan ( sekitar 36 kg ) saat didiagnosa mengalami hipotiroid akibat tiroiditis hashimoto ini. Justru berat badan saya meningkat ketika mengkonsumsi obat sulih hormon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline