Lihat ke Halaman Asli

Blusukan ala Ning Ita, Wali Kota Mojokerto di Tengah Pandemi

Diperbarui: 13 Agustus 2021   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ning Ita bersama suami saat blusukan (dok Prokopim)

Jumat pada minggu kedua di bulan ini, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari kembali blusukan ke pemukiman rumah warga. Lingkungan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, menjadi salah satu tempat yang ia kunjungi bersama suami, Supriyadi Karima Syaiful.

Jumat Berkah, merupakan gaya blusukan wali kota yang akrab disapa Ning Ita. Dengan mengendarai motor dari kediaman di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, ia menyempatkan mampir ke Posyandu ibu hamil. Di sini, ia sedikit mengingatkan kepada para ibu-ibu hamil agar terus mencukupi asupan gizinya. Terlebih pada masa pandemi saat ini.

"Jika pemenuhan gizi pada bayi dalam kandung dicukupi secara maksimal, diharapkan nantinya mereka dapat tumbuh dengan sempurna. Sehingga, stunting dapat dicegah sedini mungkin," katanya, Jumat (13/8).

Ning Ita saat menemui Suni'ah (doc Prokopim)

Usai dari posyandu, Ning Ita menyempatkan berkunjung ke rumah seorang warga. Karsinah namanya. Nenek berusia 71 tahun ini, telah hidup seorang diri tanpa sanak saudara. Pun demikian dengan Suni'ah, wanita berumur 76 tahun yang masih satu Lingkungan di Blooto.

Kedua lansia ini pun, menyita perhatian wali kota perempuan pertama di Mojokerto saat blusukan. Tanpa saudara, mereka hidup sendiri. Ning Ita juga  memberikan perhatiannya dalam bentuk pemberian barang-barang kebutuhan sehari-hari. Seperti kasur, bantal, selimut dan jarik.

Selain itu, ia juga menitipkan sebagian uang untuk embah-embah ini kepada ketua RT setempat. Dengan harapan, semua kebutuhan, baik makan ataupun lainnya dapat tercukupi. "Diusia mereka yang tidak lagi muda, keduanya harus hidup seorang diri tanpa keluarga. Kami di sini, ada untuk mereka," imbuhnya.

Ning Ita saat bertemu dengan Misni (dok Prokopim)

Setelah berkunjung ke rumah lansia, Ning Ita melanjutkan blusukannya ke tempat lainnya. Namun, di tengah jalan ia tak sengaja bertemu dengan Misni (56) dan Sukiyati (56). Seorang warga yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan lauk-pauk siap makan. Seperti gorengan, botok, pepes dan masih banyak lainnya.

Misni, menjajakan jualannya dengan berkeliling mengunakan sepeda angin dari kampung ke kampung. Sedangkan Ibu Sukiyati, membuka lapak kecil di pinggir jalan dekat perlintasan kereta api. Kedua warga ini pun, mendapatkan bantuan permodalan serta sepeda angin dari Ning Ita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline