Tahun ini, saya kembali menonton pagelaran rutin tahunan milik Pemerintah Kabupaten Mojokerto di halaman Pendopo Agung Trowulan. Kirab Agung Bumi Nuswantara 2018, yang kembali digelar oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini, Minggu (16/9) siang.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ini bakal menyita perhatian masyarakat. Baik dari Mojokerto maupun di luar daerah.
Dan benar saja, jam masih menunjukkan pukul 10.30 wib tapi warga sudah mulai memadati sepanjang jalan desa yang masuk dalam kawasan cagar budaya Nasional ini.
Tidak hanya warga yang ingin sekedar melihat kirab gratis, tapi para pedagang kaki lima pun turut menempati trotoar seakan tak mau ketinggalan meraup pundi-pundi rupiah.
Padahal, beberapa ruas jalan baru mulai ditutup untuk dialihkan arusnya sekitar pukul 11.30 wib. Sungguh luar biasa bukan antusiasnya!!
Kali ini, saya mendapatkan tempat yang cukup enak untuk melihat kegiatan drama musikalisasi yang menjadi salah satu tema, sebelum para peserta melakukan kirab menuju tanah lapang di depan Museum Majapahit.
Beda dari tahun lalu, kali ini peserta hanya dikhususkan untuk para pelajar SMA/SMK se-Kabupaten Mojokerto.
Di sini, para remaja ini unjuk kemampuan dengan memeragakan peran masing-masing sesuai tema yang dipilih untuk dipertunjukkan dihadapan para tamu undangan.
Seperti Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata, Kapolres Mojokerto Kota AKBP Sigit Dany Setiyono, Dandim 0815 Lelkol Kav Hermawan Weharima, serta oragnisasi perangkat daerah (OPD) lainnya.
Dari sekian peserta, kurang lebih 18 sekolah yang mewakili setiap daerah memiliki cerita yang unik dan tak lepas dari legenda Kerajaan Majapahit. Seperti, pemberontakan Ronggolawe, pemberontakan Lembu Sora, peristiwa Badander, perlawanan Kuti, dan masih banyak peristiwa lainnya yang dikemas secara menarik dan kreatif dari tangan-tangan para remaja ini.
Tak sekedar berakting, kostum dan aneka aksesoris pun menjadi penunjang saat mereka tampil. Musik dari masing-masing sekolah yang menggelegar, seakan membawa saya masuk kedalam masa lalu serasa hidup dalam kejayaan Kerajaan Majapahit kala itu.