Lihat ke Halaman Asli

Ryo Kusumo

TERVERIFIKASI

Profil Saya

Jokowi Dilantik, Prabowo Pun Hadir, Lantas Siapa yang Masih Nyinyir?

Diperbarui: 21 Oktober 2019   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo yang mengucapkan selamat ke Jokowi. Sumber: detik.com

"Pura babbara' sompekku, Pura tangkisi golikku". Sebuah bahasa bugis yang artinya: "Layarku sudah terkembang, kemudiku sudah terpasang".

Kalimat yang hadir di instagram Presiden Joko Widodo terbaru. Kalimat yang kuat dan memiliki kesan percaya diri. Ya, kemarin, 20 Oktober 2019, Presiden Jokowi telah dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia yang kedua kalinya, periode jabatan 2019-2024.

Kalimat tersebut menegaskan, meski tertatih-tatih dan penuh luka cacian, Jokowi tidak terbendung. Dia adalah pemenang dari pemenang. Jokowi bukan saja mampu meyakinkan lebih dari 50% rakyat Indonesia, tapi yang terhebat adalah, mampu merangkul "musuh bebuyutan".

Jokowi terlihat memainkan jurus pamungkasnya: Diplomasi. Setelah diplomasi MRT, diplomasi nasi goreng ala Megawati dan diplomasi meja makan dengan para ketua partai. 

Menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji. Menang tanpa merendahkan pihak lain, kuat dengan apa adanya. Kira-kira itulah umpama yang pas.

Hasilnya Prabowo dan Sandiaga Uno hadir di acara pelantikan Presiden, langkah mereka cukup meyakinkan meskipun beberapa kali wajah tertunduk Sandi terlihat kamera. Wajar saja. Sedangkan Prabowo, wajahnya sumringah, tampak tidak dibuat-buat dan terkesan legowo.

Kehadiran mereka menegaskan dua hal: Pertama, tidak ada lagi kubu 01 atau 02, tidak ada kampret ataupun cebong.

Kedua, ini sekaligus semakin memperkecil kemungkinan siapa pihak-pihak yang ingin mengacau Indonesia. Prabowo dan Sandi membuktikan bahwa mereka adalah seorang ksatria. Mereka cinta NKRI.

Lalu kenapa masih banyak yang nyiyir di media sosial? Justru itulah yang perlu dipertanyakan.

Mereka yang masih nyinyir adalah haters abadi Jokowi. Mereka yang memiliki kepentingan lain selain tegaknya NKRI. Merekalah yang gemar berteriak Indonesia darurat khilafah.

Setelah Jokowi ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019, demonstrasi besar adalah demonstrasi Mahasiswa menolak revisi UU KPK dan RUU KUHP. Okelah Mahasiswa punya tujuan, tapi di antara kelompok pendemo sendiri ternyata pecah menjadi dua, yaitu:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline