Menjadi menantu memang adalah sebuah kebanggaan. Minimal Anda sudah tidak ditanya lagi "kapan kawin" setiap lebaran ataupun setiap kumpul keluarga besar. Karena menjadi jomblo memang sebuah aib ~mylove. Ehe..
Tapi tidak semua pasangan (pria pada khususnya), menjadi nyaman ketika sudah menikah. Contoh Gudel, kawan saya yang masih saja dituntut urusan duniawi oleh mertua, belum bayar listrik lah, harus ganti sofa mertua lah sampai urusan cicilan sepeda onthel.
Tapi bukan Gudel namanya jika menyerah begitu saja. Suatu hari, beliau membeberkan ajimat sakti yang mampu membuat dirinya selalu tampak rukun, kompak dan "mantul" alias mantab betul dengan mertua, selain modal mio matik tentunya.
Dan atas seizinnya, bolehlah jika saya ungkap beberapa:
1. Mertua yang "Ngurupi"
Ngurupi dalam bahasa jawa artinya menghidupi. Ya carilah mertua yang minimal, gak miskin-miskin amat alias cukup. Gitu kata Gudel.
Mencari mertua yang "gak miskin-miskin amat" bukan berarti lantas kita tidak bekerja. Justru dengan mertua yang cukup tadi, kita jadi semakin semangat untuk kerja, lha wong kadang disindir: "eh bapak aja pagi-pagi sudah ngasih makan istri anakmu, mosok kamu belum?" gitu kira-kira. Kan malu.
Itu pertama. Yang kedua, mertua yang "cukup", bisa diandalkan jika dalam perjalanan karirmu terhambat alias PHK. Dengan niat baik, kamu bisa coba buat proposal peminjaman dana untuk memulai usaha sendiri.
Paling kamu harus tahan dengan nyinyiran khasnya: "Lha, emang kamu bisa apa?" Sabar.
Di kampung, mertua Gudel sendiri adalah petani sekaligus pemilik lahan 5 hektar lahan tebu yang hasilnya dipasok ke pabrik gula. Hasil Perpres No 44 tahun 2016 Lampiran II no 135, dimana Presiden Jokowi memerintahkan Pabrik Gula PTPN, wajib bermitra dengan petani tebu.
"Wah maksudnya kamu nunggu warisannya gitu, emang kamu bisa tani? bisa nanem?" Tanyaku.
"Ya enggak mas?"
"Lha terus ngapain?"
"Kalo kepepet, ya nawarin tanahnya mas"
"Oalah, makelar!!"
2. Mertua yang "Ngayomi"
Ngayomi dalam bahasa jawa artinya melindungi, memayungi. Ini penting, karena mertua yang ngayomi biasanya punya pengaruh ke masyarakat atau adat. Dengan dihargainya mertua kita di lingkungan, otomatis nama kita pun ikut terangkat.