Lihat ke Halaman Asli

Ryo Kusumo

TERVERIFIKASI

Profil Saya

Program Kerja Agus Kurang 'Panas, Anies Simpan 'Peluru'

Diperbarui: 16 Oktober 2016   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.eramuslim.com

Program Kerja Agus - Sylviana sudah beredar, baik di detik.com maupun di situs resmi pendukung mereka. Bahkan Agus Yudhoyono sendiri sudah diundang ke Mata Najwa, program TV yang banyak menguras air mata bagi narasumber yang gagap atau tidak menguasai ilmu yang di bicarakan.

Di sini, saya lagi-lagi tidak mau terseret iklim diskusi soal mata melototnya Nusron Wahid atau video viral ustad yang menangis lalu dibuat meme. Itu sama saja dengan membodohi nurani.

Ada enam rencana kerja Agus - Sylviana yang di paparkan, utamanya fokus pada mengatasi kemacetan. Berikut yang bisa saya kutip dari situs resmi relawan Agus - Sylviana.

  1. Penataan manajemen lalu lintas untuk mencegah kemacetan,
  2. Tersedianya fasilitas publik terutama di lembaga-lembaga pemerintahan yang ramah terhadap penyandang disabilitas,
  3. Meningkatkan akses dan fasilitas untuk kesejahteraan lansia,
  4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur jalan, baik untuk kendaraan bermotor, sepeda, dan pejalan kaki,
  5. Menambah feeder untuk Transjakarta dan mendorong berdirinya sarana parkir vertikal di lokasi-lokasi tertentu,
  6. Mendirikan social centre yang mewadahi kebutuhan masyarakat khususnya kaum muda akan olah raga, budaya dan kreativitas yang terintegrasi dengan konseling untuk kaum muda.

Enam rencana kerja diatas adalah rencana kerja yang sungguh baik, sungguh sangat mengesankan, memang itulah yang dibutuhkan Jakarta.

Tetapi, Agus atau para relawan, mungkin lupa bahwa DKI Jakarta merupakan sebuah mega proyek, sebuah mega proyek prestisius di mana rencana kerja tidak bisa bergantung hanya pada tampilan.

Maksudnya? Maksudnya adalah, rencana kerja harus bisa meyakinkan jutaan masyarakat Jakarta sebagai pemilih. Meyakinkan bagaimana keenam rencana kerja tersebut bisa berjalan. Kebetulan saya bekerja pada industri konstruksi, di mana saya analogikan memilih gubernur sama dengan memilih seorang project manager.

Misalnya, ketika ada proyek pembuatan panci. Ada dua calon project manager akan presentasi di depan seorang direktur, sesuai pengalaman saya, sang direktur (yang berhak memilih) akan bertanya tentang program dan rencana kerja. Rencana kerja si A, dia akan membuat panci dengan kualitas yang baik, bahan yang awet, efisien dan tepat waktu. 

Sedangkan si B langsung menjelaskan, akan membuat panci dengan kualitas baik dari bahan stainless steel impor dari Jerman, rencananya sebanyak 100 ton akan dikirim dahulu, lalu menggunakan mesin produksi yang ada dengan kapasitas 100 m/jam, dan untuk memenuhi jadwal pengiriman selama 3 bulan maka membutuhkan tambahan tenaga kerja sebanyak 200 orang.

Kira-kira, Sang Direktur akan memilih yang mana? Langsung saja saya jawab, zaman sudah berganti, sudah tidak laku presentasi hal general atau umum.

Dan saat ini, saya belum pernah menemukan ada presentasi senormatif si A, datar dan tanpa ambisi. itulah yang terjadi pada rencana kerja Agus-Sylviana.

Pada point 1, bagaimana kongkritnya penataan manajemen lalu lintas? Semua calon, bahkan yang dari luar Jakarta pun akan berkata demikian. Apakah rencana akan diberlakukan kembali sistem 3 in 1? Apakah dengan sistem ERP? LRT yang sedang dibangun itu bagaimana? Atau ada ide lain?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline