Lihat ke Halaman Asli

Ryo Kusumo

TERVERIFIKASI

Profil Saya

Satelit Perbankan Pertama Dunia Meluncur, Bukti Eksistensi NKRI di Luar Angkasa

Diperbarui: 20 Juni 2016   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: http://www.infoastronomy.org/

"Selalu ada mutiara yang tercecer, di tengah badai yang buruk."

Itulah yang penulis rasakan di tengah kepungan media sosial dalam pemberitaan tiada henti persoalan warung makan dan Perda, belum lagi berita memalukan soal ghosob-nya mantan menteri yang enggan mengembalikan harta yang dulu pernah dipakai. Ingin rasanya mematikan gadget saat itu juga, tapi....

Di tengah berita itu, tersiar kabar yang paling melegakan, lebih dari itu, membanggakan sebagai anak bangsa Indonesia. Satelit Indonesia perbankan pertama milik PT Bank Rakyat Indonesia bernama BRIsat yang dibeli dari SpaceSystem/Loral, LLC perusahaan Amerika Serikat, pada Sabtu 18 Juni 2016 lalu berhasil diluncurkan dari French Guiana, Amerika Selatan oleh perusahaan asal Perancis, Arianespace dengan menumpang roket Ariane 5.

Ada kebanggaan sekaligus kegamangan ketika membaca berita ini. Bangga karena ini sebuah momen peluncuran satelit. Momen peluncuran satelit gitu, apalagi ini satelit Indonesia, kebanggan itu sebanding dengan momen pertama kali khatam Al Qur'an lho, bangganya luar biasa.

Namun, ada juga kegamangan di situ, kita tahu bahwa BRI adalah perusahaan BUMN yang mengurusi bidang Perbankan, ngapain lantas masuk ke bisnis satelit yang notabenenya lebih ke arah telekomunikasi? Pada 2014 lalu, direktur BRI kala itu Sofyan Basyir, ditanya oleh para wartawan dengan pertanyaan yang sama, jawaban beliau, “Kalau Indonesia itu seperti Tiongkok atau India, memang tidak perlu,” jawab Sofyan Basyir. Tiongkok atau India adalah negara daratan, di mana semua jalur komunikasi bisa dilakukan secara mainland (darat) lewat kabel biasa, bahkan daratan Eropa yang bisa terhubung antarnegara via kabel darat. Lha, kalau Indonesia?

Indonesia terhubung sepanjang 5200 Km dari barat ke timur dengan kondisi berpulau-pulau, bagaimana menghubungkan itu semua? Apalagi BRI dikenal sebagai bank yang fokus pada wilayah-wilayah pelosok di seluruh Indonesia, dari beragam kepulauan yang harus terintegrasi dalam sistem teknologi informasi. Dengan satelit, wilayah operasional bisa ter-capture dengan baik. 

Bagaimana dengan fiber optik? 

Pertanyaan dasar, lebih cepat dan mudah mana cara untuk mengetahui kondisi lalu lintas di jalanan yang terpencil, apakah menelusuri setiap jejak jalan? Ataukah melalui pantauan aplikasi yang termonitor dari satelit, sehingga terdapat warna merah untuk macet dan hijau untuk lancar? Sudah pernah install aplikasi Waze? Nah, bukan cuma lebih cepat, tapi tentunya lebih murah. Inilah sisi bisnis yang disasar oleh BRI.

Ini tentu sangat sejalan dengan Nawacita, infrastruktur Indonesia Sentris termasuk infrastruktur sistem perbankan dan telekomunikasi harus terus dimajukan, jangan sekali-kali mundur. Apa pun isu yang ada, Infrastruktur kita harus jalan terus bung!

Apakah ilmu persatelitan dimiliki BRI?

Penulis mendapat informasi langsung dari kawan yang bekerja di BRI bahwa BRI pada pertengahan 2015 lalu sudah mengirim tenaga ahlinya ke Amerika untuk 'sekolah' khusus soal satelit. Jadi kalau masih ada nada sumbang, lebih baik ditarik saja, ganti dengan nada merdu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline