Lihat ke Halaman Asli

Ryo Kusumo

TERVERIFIKASI

Profil Saya

Reshuffle Kabinet Jilid II, Otak-atik Menteri demi Nawacita

Diperbarui: 7 April 2016   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Courtesy: news.okezone.com"][/caption]Reshuffle kabinet yang konon katanya jilid ke dua, sepertinya bakal serius dilakukan oleh Presiden RI, Joko Widodo. Seperti dalam serial Ko Ping Ho yang berseri banyak, kali ini Presiden pun seperti itu. Apakah ini bentuk kegalauan? Oh tentu tidak, karena Presiden selalu memiliki pertimbangan yang matang sematang mematangkan Blok Masela di darat.

Toh, namanya manusia pasti bawaannya "Kepo", jika hak Tuhan saja manusia kepo-nya sampai pergi ke dukun, apalagi hak Presiden yang notabenenya manusia biasa. Terutama setelah mendapat pesan dari grup WhatsApp tentang rumor reshuffle Kabinet kemarin malam. Nah, berikut ini sedikit kekepoan hasil utak atik gathuk.

1. Menteri ESDM. Inilah Kementerian yang menduduki peringkat satu kategori kegaduhan. Gaduh Freeport, gaduh Blok Masela, lalu akan gaduh lagi yaitu Natuna. Sudirman Said sudah seharusnya dinilai tidak bisa meredam kegaduhan, ocehan Rizal Ramli secara enggak penting pun ditanggapi, SS seakan selalu ingin tampil bak pahlawan tapi sayangnya, kurang elegan.

Berbagai nama muncul di benak, tapi di grup justru menyebut nama Pramono Anung, what? Awalnya pun kurang yakin, tapi setelah mengecek kembali latar belakangnya akhirnya bisa paham.

PA adalah alumni ITB jurusan pertambangan, akrab dengan energi dan menjadi direktur dan komisaris beberapa perusahaan energi. Pertimbangan lain ialah beliau kader militan loyalis moncong putih, jadi secara profesional beliau masih masuk, secara partai apalagi. Lainnya secara style, linguistik dan etika PA cukup strategis untuk posisi-posisi krusial.

2.  Menko Maritim, Rizal Ramli memang berhasil. Jurus perkutut ngepret-nya sukses buat SS takluk. Masukan soal Blok Masela diterima oleh Presiden, kepretan ke Pelindo pun sukses. Tapi bukan itu, kegaduhan kabinet ini hampir semua dimulai dari dirinya, memang kabinet butuh tokoh revolusioner, tapi tetap harus memakai strategi.

Strategi Sun Tzu yang dipakai Presiden 'mengalahkan musuh tanpa bertempur' jelas tidak cocok dengannya. Toh fokus 'kemaritiman' sudah luntur, RR bisa ke mana saja, dari sini amat potensial untuk diganti. RR lebih cocok menjadi staff ahli.

Kandidat pengganti RR pertama jelas Susi Pudjiastuti. SP adalah salah satu menteri dengan raport hijau, salah satu dari sedikit menteri yang hanya berpikir kerja. Tanpa tedeng aling-aling dan berkoar-koar, Boom! Kapal ilegal di hancurkan, semangatnya untuk kedaulatan maritim patut diperhitungkan. Dan, akar rumput soal kemaritiman jelas teruji. Inilah sebabnya SP sangat layak naik pangkat.

3.  Menteri BUMN, Rini Soemarno sejak awal sudah dilabeli "big no" oleh netizen. Dan alasan kenapa RS diganti tampaknya adalah alasan politis dari PDIP. Seharusnya Presiden jengah dengan isu internal RS dengan PDIP, apalagi yang dipegang sekelas BUMN. BUMN adalah pendukung utama Nawacita Presiden untuk Infrastruktur, tidak boleh ada kegaduhan disitu.

Ada dua orang hebat yang bisa menduduki kursi panas ini. Pertama adalah kembalinya Dahlan Iskan dan kedua adalah Dirut Pertamina Dwi Soetjipto. DS jangan tanya kiprahnya di Semen Indonesia dan di Pertamina sebagai BUMN pencetak laba terbesar. Dua orang visioner dan gila kerja yang masih menjadi harapan bagi BUMN kedepan.

4. Menteri Perhubungan, seperti Fernando Torres yang gagal setelah pindah dari liga Spanyol ke liga Inggris, Ignasius Jonan sepertinya tidak bisa melanjutkan kesuksesan kiprahnya dikala menjadi Dirut PT KAI, padahal ini salah satu menteri terpopuler waktu 2014 lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline