Lihat ke Halaman Asli

Ryo Kusumo

TERVERIFIKASI

Profil Saya

Wahai Pekerja Indonesia, Siapkah Kita?

Diperbarui: 10 Januari 2016   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Courtesy: http://health.liputan6.com/"][/caption]Halo kawan buruh Indonesia!

Baru-baru ini didapati postingan di sosial media dari seseorang yang bercerita tentang pemakaian Tenaga Kerja Asing (TKA) sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di dalam rumah tangganya, berkewarganegaraan Filipina dan bersertifikat layaknya seorang professional.

Dia mengiklankan dirinya dari satu yayasan TKA dengan ciamik. Ciamik dalam arti memiliki keterampilan inti, prestasi, dan sertifikat yang dituliskan dalam sebuah kartu nama dan juga curriculum vitae. Betul-betul professional.

Wanita ini pun tercatat sedang belajar bahasa Indonesia di Negara kita, Indonesia Raya tercinta ini dan juga belajar dari sang majikan sendiri tentunya. Menakjubkan? Jelas.

Pasti kita bertanya-tanya, berapa gajinya? Ternyata tidak terlampau jauh dari tenaga kerja kita, per bulan 1.5 juta rupiah, plus bonus dari majikan karena puas akan kerjanya, dia bisa mendapat dua juta rupiah, ditambah lima ratus ribu untuk membayar agen TKAnya. Sekali lagi soal gaji, tidak jauh berbeda dengan kita.

Yang lebih menarik lagi ialah ketika dilakukan interview via Skype, sang wanita pinoy* tersebut hanya menanyakan soal “apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan ketika bekerja pada ibu”. Bukan menanyakan “malam minggu apa saya boleh pergi, bu?” ataupun “bagaimana kalau tiap enam bulan gaji saya naik, kan inflasi”. Bahkan menurut sosial media tersebut, dia baru belakangan menanyakan soal gaji. Berikut beberapa postingannya.

Hal tersebut jelas menggelitik untuk menggali lebih jauh tentang tenaga kerja asing, baik Filipina maupun Thailand di sebuah Negara padang pasir. Dan jawaban mereka hampir sama dengan apa yang tertulis di sosial media.

Mereka tidak berpikir melulu soal gaji, justru ketakutan mereka ialah jika mereka tidak bisa bekerja baik dan mendapat raport merah, dan yang paling ditakutkan lagi adalah buah bibir yang memalukan soal kinerja mereka. Alih-alih mereka bicara soal gaji atau bonus, ataupun penyesuaian akibat inflasi.

Lalu, bagaimana dengan dunia kerja yang ‘lebih professional’ dari status ART diatas?

Tidak berhenti sampai disitu, saat ini beberapa perusahaan di Indonesia mulai mempekerjakan TKA yang berasal dari negeri-negeri tetangga, entah sebagai OB, teknisi bahkan rencananya buruh pabrik. Tiga alasan simple, kinerja lebih bagus, tidak banyak bicara dan tidak menuntut macam-macam.

Hebatnya, kedatangan para TKA ini disambut suka cita oleh bangsa kita dengan makian dan hujatan kepada Pemerintah yang melegalkan banyak TKA dari beragam Negara masuk ke Indonesia, hebat betul kita ya friend.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline