Aku sedang membaca lembaran buku yang kalian tulis, yang aku sendiri tidak tau kapan kalian memulainya... Anehnya kenapa namaku terlalu sering ada dalam setiap halamannya ? Harusnya jikapun aku ada, mungkin hanya tulisan kecil yang tak penting pada bab pendahuluan... Setelah itu mestinya terlupakan. Lengkapnya, kisahku tertulis dalam buku lama yang tak usah terbuka. Tulisan tulisan baru yang indah harusnya mulai tertulis dalam buku baru, bukan malah membahas buku lama yang sudah usang... Tidakkah kalian sadar bahwa setiap membuka halamannya, berarti membuka luka ??? Tidak hanya diantara kalian tapi juga aku ?? Tak bisakah sebuah cerita lalu menjadi kenangan baik? Haruskah cerita lalu selalu menjadi boomerang untuk cerita masa depan? Jika terpaksa membaca buku usangpun, baiknya membacanya dari awal, tidak mulai pada halaman penutup dan kehilangan isi ceritanya. Setiap orang punya cerita masa lalu, dan harusnya tak usah menghakimi karenanya.. Teriring doa...,dan biarkan buku usang itu tak tersentuh... Makassar, 13 Nov 2012 ---Ryni Svinndal-- Tulisan ini terinspirasi dari foto indah ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H