Lihat ke Halaman Asli

Pantaskah Aku Bertobat ?

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

peluh keringat di sekujur tubuh
lelah membungkuki raga
Memalalui hari yang tak bosan mengukur waktu
Menerpa matahari di atas mega
Yang tak pernah mengeluh
untuk terbit dan terbenam kembali


Bulir keringat kini aku usap
Dengan kain kumal
Yang terselempang di pundak
Kian basah dan kotor kain itu
Hingga bau busuknya semakin sebau-baunya
Menyeruap jijik
Seperti hinaan orang pada dosa-dosaku


Orang bilang,
aku manusia yang tak mengenal waktu
Mereka mendendangkan cemooh merdu
Bahwa,
aku hanya binatang najis yang tak kenal agama
Siang malam mencari makan
Namun dari dulu hingga sekarang

kemiskinan makin mendera
Bukankah hanya kerbau terbodoh di antara yang terbodoh
yang bakal terjerembab di lubang yang sama
itulah sebabnya aku sedikit malu melihat kerbau
sebab ia lebih mulia dari pada aku
meski ia dungu tapi aku tahu dan sadar
di setiap dengusan nafasnya,
aliran darahnya
dan ucapanya yang tak aku mengerti
sebenarnya itu Pujian untuk Allah Azza wa zalla…

lalu aku apa?
Jika binatang kotor dan hina pun tak pantas untuk kusandang
Masih pantaskah aku beragama kembali?
Bertobat kembali?
Untuk mencintai Allah dan Rosul-Nya
Sebab sudah berkali-kali itu aku lakukan
Namun berulang kembali dosa itu bersarang
Jika masih terbuka pintu maaf itu Yaa Allah
Izinkan aku bertobat saat ini
Tapi setelah kuhabiskan sebotol bir ini.......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline