Lihat ke Halaman Asli

rylsaananda

Mahasiswa

Bijak di Dunia Maya: Mengatasi Ujaran Kebencian di Kalangan Gen Z

Diperbarui: 12 Desember 2024   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bijak di Dunia Maya: Mengatasi Ujaran Kebencian di Kalangan Gen Z

Disusun Oleh:

Fagar Alamsyah, Muqwin Hakim, Rifqa Sofia Harum, Ryelsa Ananda & Windi Amanda Br Silitonga

Universitas Andalas

 

PENDAHULUAN

Di dunia yang semakin terhubung melalui teknologi, media sosial telah menjadi saluran utama bagi generasi Z untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan mengekspresikan diri. Namun, dengan kebebasan ini muncul tantangan besar, yaitu ujaran kebencian yang merajalela. Ujaran kebencian di media sosial tidak hanya merusak reputasi individu atau kelompok, tetapi juga dapat menyebabkan dampak psikologis yang serius dan mengganggu kohesi sosial. Dalam konteks ini, penting untuk memahami fenomena ini dan mencari solusi yang efektif untuk menghadapinya.

PEMBAHASAN

1. Latar Belakang Ujaran Kebencian

Ujaran kebencian merujuk pada setiap bentuk komunikasi yang mengekspresikan kebencian terhadap individu atau kelompok berdasarkan atribut tertentu seperti ras,agama, etnis, gender, atau orientasi seksual. Di Indonesia, fenomena ini semakin meningkat seiring dengan intensitas penggunaan media sosial. Pengguna dapat dengan mudah menyebarkan pesan kebencian, yang sering kali berakar dari ketidakpahaman, prasangka, atau perbedaan ideologi. Salah satu faktor pendorong utama adalah anonimitas yang ditawarkan oleh platform media sosial. Ketika pengguna merasa tidak teridentifikasi, mereka cenderung lebih berani mengeluarkan komentar yang ofensif. Selain itu, dalam konteks sosial dan politik yang tegang, ujaran kebencian sering kali digunakan sebagai alat untuk menyerang pihak yang berbeda pendapat, memperburuk polarisasi dalam masyarakat.

Di tingkat sosial, ujaran kebencian memperburuk polarisasi antar kelompok,menciptakan ketegangan yang dapat berujung pada konflik fisik. Dalam beberapa kasus, hal ini juga dapat memicu radikalisasi, di mana individu atau kelompok mengadopsi pandangan ekstrem yang sering kali mengarah pada tindakan kekerasan. Oleh karena itu, penanganan fenomena ini sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline