Lihat ke Halaman Asli

Ryfqie Whae

lulusan S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang memilih menjadi IRT, bekerja dan berkarya dari rumah

Tumpukan Mimpi

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh ... Jauh sekali angan menerawang. Entah lah, apa anganku sudah berada pada batas tertinggi, atau justru sama sekali belum menyentuh batas terendah. Pelan ... ku coba mengeja rangkaian mimpi , yang sampai saat ini masih belum bisa terbaca. Sampai-sampai, tumpukan mimpi itu tersisihkan oleh keadaan.

Seringkali orang-orang terdekat memaksa dibahagiakan dengan segala macam prestasi yang kita buat, tanpa mau tau sulitnya merealisasikan keinginan mereka. Tapi biarlah ... sejauh ini kurasa semangat masih sudi mampir ditengah keputusasaan yang lebih sering melumpuhkan pertahanan. Suka atau tidak, ini adalah kenyataan. Terlalu egois rasanya, jika aku hanya terus berangan-angan tanpa sedikit pun merubah, mengolah, dan memperbaiki apa yang sudah ada(nyata). Langkah awal seringkali menentukan hasil akhir. Dan kuputuskan, untuk mengawali semuanya dengan mambaca kenyataan yang ada, sembari menguraikan tumpukan mimpi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline