Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Jawa

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13431406981389167739

[caption id="attachment_202404" align="aligncenter" width="518" caption="Ilustrasi/ Admin (Kompasiana)"][/caption]

Perempuan jawa,

Ketika aku saksikan aliran keringatmu mengalir deras

Betapa puisimu terdengar menyedihkan

Tentang luka yang perih

Melanjutkan perjuangan di perantauan.

Tiada pernah mengenal lelah dan kata menyerah.

Dalam sadar dan tiada menyadari,

Kapal kita telah merapat dalam barisan anak rantau.

Perempuan jawa,

Ketika kau ingin melepas keperihan

Betapa dalam riangmu, beribu kerinduan tertimbun

Rasa kehilangan tertahan penuh pengharapan

Mengukir satu waktu dan kita menyatu dalam pertemuan.

Dan aroma pegunungan semakin menyejukkan.

Perempuan jawa,

Ketika kau ingin melepas keperihan

Betapa dalam riangmu, beribu kerinduan tertimbun

Namun tak kuasalah jua mengadakan pertemuan

Entah sebab apa?

Selalu tak kuasa

Dan memilih suasana yang perih

Suasana yang menampung sejuta kenangan

Maka tumpahlah air mata

Mengenang kampung halaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline