Pagi ini nonton editorialnya metro Tv yang mbahas ttg Bapak Aburizal Bakrie (orang terkaya ke-4 di Indonesia, Ketum Partai Besar di Indonesia, pemilik konglomerasi besar di indonesia, orang yang dianggap bertanggung jawab atas penderitaan saudara2 kita di sidoarjo tapi malah melimpahkan tanggung jawab itu ke pemerintah..) ngemplang pajak sampai 2,1 Triliun (wkwkwk...duit semua tuh....??)
Konon kabarnya hal itu terungkap karena Ibu Mentri Keuangan 'geregetan' sama pa Ical (secara mereka sedang ngga akur...hehehe), sehingga dibukalah fakta mengejutkan (atau malah tidak mengejutkan??) itu. (Jangan-jangan masih banyak yang lain, tapi karena bu menteri ga punya masalah dengan mereka, jadi ga terungkap)
Ironisnya, dengan berapi-api salah seorang penelepon yang seorang pensiunan mengutuk kenyataan ini dengan membeberkan fakta bahwa para pensiunan yang notabene hanya punya sedikit penghasilan (kadang itu satu-satunya penghasilan mereka) dikejar-kejar untuk membuat NPWP dengan ancaman pemotongan pensiun hingga 20% jika mrk tdk mempunyai NPWP...teganya, teganya, teganya (kata alm.Meggy Z)
Kenyataan ironis lain, seorang ibu menceritakan bagaimana aparat desa di kampungnya menagih pajak sampai 'door to door', pake ancaman dan kekerasan pula kadang-kadang (karena ada 'target' dari aparat di atas merkea)...Yang ditagih pajak itu orang-orang sekampungnya yang berpenghasilan pas-pasan dan untuk makan saja sulit. Menurut ibu tsb seharusnya masyarakat miskin tersebut disantuni negara, bukannya malah dipajaki!
Melihat itu, saya jadi ingat pengalaman seorang teman yang sedang diperiksa aparat pajak, karena minta restitusi (pengembalian) pajak penghasilannya yang lebih bayar. Dengan berbagai pemeriksaan yang rumit dan makan waktu, setlah dihitung sana-sini ujung-ujungnya teman saya ini malah dianggap kurang bayar dan diwajibkan membayar kekurangan pajaknya plus denda pula!! Tetapi karena 'kemurahan hati' pemeriksanya maka dibuatlah seolah-olah pajaknya 'nihil' (daripada mesti bayar, akhirnya teman saya memilih yang terakhir..hikhikhik)
Cerita-cerita di atas tentu bukan baru kita dengar di tanah air kita tercinta ini...keadilan hampir jadi barang langka, si lemah tidak berdaya melawan keperkasaan si kaya dan berkuasa, pemerintah yang korup melanggengkan praktek2 kotor dan kong-kalikong antara wajib pajak yang ogah bayar dengan oknum yang bisa disuap (sedihnya semua itu dianggap biasa, bahkan yang tidak melakukan dianggap 'aneh')
Tidak heran banyak juga wajib pajak yang memilih untuk 'cari cara aman', seperti teman saya di atas yang berjanji dalam hatinya untuk tidak akan pernah lagi buat SPT lebih bayar, walaupun kenyataannya demikian...lebih baik dibuat kurang bayar sedikit, jauh lebih sederhana dan tanpa resiko. Dimana itu berarti menyuburkan praktek rekayasa dan ketidak jujuran..dan budaya itu semakin berurat-berakar lah di negeri ini..
Tidak tahu salahnya dimana dan dimulainya dari mana?? Bingung sekaligus gemes menyadari sikap patriotik kita yang ngga terima denger rating Indonesia sebagai salah satu negeri paling korup, harus menerima kenyataan bahwa itu benar adanya :(
Kalau saja rakyat yakin bahwa pajak mereka tidak akan di korupsi, penggunaan pajak jelas dan terarah, keadilan dijalankan antara wajib pajak besar dan kecil, saya pribadi yakin bayar pajak bukan masalah yang harus dihindari. Saya juga yakin masih banyak yang rasa patriotiknya tebal untuk bilang 'bayar pajak memang kewajiban warga negara, untuk kepentingan bersama' sehingga Dirjen Pajak tidak sulit lagi mencapai target pencapaian nya.
Tulisan ini sekedar curahan hati yang tergelitik dengan fakta ini, mudah-mudahan ada orang yang baca dan sama-sama berbuat sesuatu yang positif, sekecil apapun. Dimulai dengan mencukupkan diri dan bersyukur dengan apa yang Tuhan beri buat kita, sehingga tidak perlu lagi korupsi (kecil-kecilan atau besar-besaran sama aja dosanya).
Karena kata cukup itu relatif banget, ada orang yang penghasilannya cuma UMR tapi bisa tidur nyenyak dan bayar pajak, sebaliknya ada orang yang hartanya ga abis tujuh turunan tapi ngemplang pajak (seperti siapa hayoo??..)