Sirkuit Mandalika dari Indonesia untuk Dunia
Sirkuit Mandalika merupakan Sirkuit balap internasional yang terletak di Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sirkuit ini memiliki Panjang lintasan 4,31 km, dan memiliki kapasitas 195.700 penonton.
Pengamatan saya terhadap pemberitaan mengenai Sirkuit mandalika yang berkaitan dengan Teori Efek Media. Dan dalam hal berita mengenai Sirkuit Mandalika, teori yang akan saya angkat adalah Teori Efek Media - Teori Framing.
Menurut Ingrid Volkmer (2009 : 407-408) konsep teori framing berkaitan dengan tradisi agenda setting. Teori framing bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai skema dimana individu memandang dunia. Akar dari teori framing seringkali dikaitkan dengan ahli sosiologi Erving Goffman yang berpendapat bahwa rancangan intepretatif merupakan pusat dari beberapa elemen pokok dari sistem kepercayaan budaya.
Mandalika sebagai salah satu dari lima destinasi superprioritas nasional memiliki daya tarik tersendiri dari wisatawan local hingga mancanegara. Selain bentang alam yang indah, KSPN yang memiliki luas 1.024 hektar ini akan menjadi fokus dunia dengan adanya even MotoGP. Even sport tourism bertaraf internasional ini direncanakan akan digelar pada tahun 2022. Hal ini tentu menjadi perhatian banyak pihak, sekaligus menjadi harapan bagi Nusa Tenggara Barat serta Indonesia dalam mewujudkan angka kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Rencana perhelatan MotoGP Mandalika ini telah menjadi perbincangan masyarakat dari tahun 2018.
Dalam penyesuaian terhadap pemberitaan yang terjadi tampak adanya arahan rancangan frames intepretatif yang di gunakan dalam setiap pemberitaan dari mulai persiapan pembuatan sirkuit, perkembangan pembangunan, pembangunan infrastruktur penunjang kesiapan dalam gelaran acara internasional, dan sampai pada pembentukan wilayah super prioritas pariwisata terhadap daerah sekitar sirkuit secara khusus dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya. Sehingga maksud dari framing itu sendiri terjadi secara otomatis dan berdampak pada mengintepretasikan sirkuit Mandalika secara positif, dan membentuk kenyataan kesiapan secara umum secara relistis dan berkesinambungan.
Berita yang ada juga menyampaikan kendala-kendala yang terjadi dari pembangunan sirkuit mandalika, Indonesia Tourism Development Center ( ITDC) The Mandalika sebagai badan usaha milik negara yang mengelola kawasan Mandalika telah melakukan berbagai kegiatan promosi sekaligus persiapan sedemikianrupa. Pandemi Covid yang saat ini terjadi dan berawal dari Desember 2019 telah mengubah kondisi dunia termasuk sektor pariwisata di Indonesia. Melalui berbagai kebijakan penanganan pandemi, pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak dikarenakan pembatasan mobilitas manusia. Hal ini tentu memberikan pukulan yang signifikan terhadap berbagai perencanaan yang dilakukan dalam pariwisata Indonesia termasuk persiapan perhelatan MotoGP Mandalika. Pembangunan sempat dihentikan beberapa saat, seiring dengan pembatasan kegiatan masyarakat di setiap sektor. Kebijakan yang diberlakukan ini memperlambat pembangunan sirkuit MotoGP Mandalika dan memunculkan rasa pesimistis publik teradap kesiapan dalam melaksanakan perhelatan ini.
Pada November 2020 berbagai media ramai-ramai memberitakan tentang posisi Mandalika dalam perhelatan MotoGP musim 2021 dimana Mandalika termasuk dalam reserve date ( Kompas, 2020). Pemberitaan ini mengejutkan publik, dikarenakan muncul ekspektasi publik yang selama ini berkeyakinan bahwa Mandalika akan masuk jadwal dalam salah satu race MotoGP pada musim 2021. Pemahaman masyarakat tentang reserve date ini kebanyakan berpendapat bahwa Mandalika belum pasti menjadi race MotoGP 2021. Sehingga muncul rasa pesimis dan kecewa dari masyarakat dan menjadi berita yang trending di berbagai media. Kondisi ini menjadi perbincangan hangat sehingga menjadikan Mandalika dalam hal ini ITDC dan lembaga terkait seperti Pemprov NTB, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kemenkomarves, KemenPUPR dan lainnya harus melakukan klarifikasi dan melakukan tindakan komunikasi sebagai upaya menjawab kekhawatiran publik dan memunculkan rasa optimisme bersama tentang pergelaran MotoGP Mandalika. Penelitian ini melihat pada bagaimana relasi media yang dilakukan Mandalika sebagai destinasi superprioritas dalam menyambut even MotoGP 2021 dan berfokus pada bagaimana relasi media yang dilakukan khususnya dalam menjelaskan permasalaha reserve date yang sempat menimbulkan pesimisme dimasyarakat.
Pada hari jumat tanggal 12 November kemarin, Presiden RI bapak Joko Widodo secara langsung membuka sirkuit Mandalika. Pemberitaan media massa yang massif memberitakan secara positif kesiapan Sirkuit secara keseluruhan dan dicoba secara langsung oleh Presiden Joko Widodo menggunakan motor mengelilingi Sirkuit Mandalika. Dan selesai bapak Jokowi membuka secara langsung, Sirkuit Mandalika menjadi trending topik twitter.
Dan kemudian muncul Kembali pemberitaan negative dari oknum berwenang yang membuka motor Ducati milik pembalap Michael Ruben Rinaldi, yaitu akdi Unboxing illegal terjadi di Mandalika. Yang memantik kemarahan dari Direktur Olahraga Ducati Pablo Ciabatti. Namun terlepas daripada itu, akhirnya Sirkuit Mandalika berhasil menggelar Sport Event Internasional pertamanya secara sukses pada tanggal 20 November 2021 yaitu Event WorldSBK 2021 Mandalika.
Dari hal ini penyampaian media terhadap efek framing yang akan terjadi adalah menjadi suatu tujuan dari setiap pemberitaan yang baik, dan tercipta pandangan positif yang ada terhadap kemampuan Indonesia secara umum dalam penyelengaraan acara Internasional dan bergengsi yang dapat dilaksanakan di Indonesia.