Lihat ke Halaman Asli

Ryan Pasila

Mahasiswa

Kehilangan Sentuhan Manusia dalam Era Digital

Diperbarui: 25 Juli 2023   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Shutterstock

Di era digital yang semakin berkembang pesat, kita telah terjebak dalam dunia virtual yang begitu menggoda. Segala sesuatu menjadi lebih mudah dengan teknologi canggih, tetapi di tengah kepraktisan ini, kita kehilangan sentuhan manusia yang berarti. Interaksi tatap muka semakin langka, digantikan dengan layar-layar gadget yang memisahkan kita.

Dahulu, kita bisa merasakan kehangatan pelukan seorang teman atau tersenyum bersama keluarga dalam momen-momen bahagia. Namun, semakin sering kita berkomunikasi melalui pesan singkat dan emoji, hubungan kita semakin kehilangan kualitas. Keintiman telah menghilang, digantikan dengan koneksi internet yang kadang kala dingin dan tak berarti.

Kehilangan sentuhan manusia ini juga merusak perkembangan sosial generasi muda. Mereka lebih tertarik pada dunia maya daripada membangun keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mungkin jauh lebih terhubung dengan orang di luar negeri daripada tetangga di sebelah rumahnya sendiri.

Bahkan di dunia kerja, sentuhan manusia yang berarti mulai redup. Rapat-rapat tatap muka yang produktif digantikan dengan pertemuan virtual yang sering kali tidak efisien. Rasa empati dan kepekaan terhadap rekan kerja juga bisa berkurang ketika kita hanya berkomunikasi melalui layar.

Kritik ini bukan bermaksud menentang teknologi atau kemajuan digital, karena keduanya memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Namun, mari kita ingat kembali betapa pentingnya sentuhan manusia dalam membentuk hubungan yang sehat dan memperkuat ikatan antarmanusia.

Kita perlu menemukan keseimbangan antara dunia virtual dan dunia nyata. Saling berbagi waktu dengan keluarga dan teman-teman, berinteraksi secara langsung untuk merasakan kehadiran masing-masing, dan menghargai arti dari sebuah pelukan, tersenyum, atau kontak mata.

Dengan melakukan itu, kita bisa mengisi kembali makna dalam kehidupan kita, dan kehilangan sentuhan manusia tidak lagi menjadi pukulan telak bagi kualitas hubungan dan kemanusiaan kita.****

Adriyanto Pasila




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline