Lihat ke Halaman Asli

Pertemuan Pertama Berbeda dengan Pertemuan Akhir

Diperbarui: 23 Februari 2021   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PERTEMUAN  PERTAMA BERBEDA DENGAN PERTEMUAN AKHIR

Cahaya matahari pagi menerbas jendela kaca  Membebntuk garis indah di lantai. Memanjang membelah meja makan seperti siletan anak-panah.  Pagi baru saja menjejak kota. Kesibukan orang-orang memulai hari. Beberapa ekor burung gelatik terbang rendah di luar. Bernyanyi,meloncat-loncat riang diatas rumput taman. Mandi di air mancur beebentuk tiara lima tingkat. Berebut remah-remah roti dilemparkan.

 Pagi yang cerah, saat aku jalan-jalan mencari udara yang segar. Sewaktu di jalan aku bertemu dengan cewek yang sangat cantik dan bersih, hatiku deg-degan saat lewat di depannya. Aku berkata
 “oh..cewek  itu begitu cantik, seandainya dia jadi milikku begitu bahagia hati ini.”

Berawal dari pertemuan pertama itu aku mulai menyukai dia. Aku berharap bisa ketemu dia setiap hari. Malam sudah tiba, aku berdiam di depan rumah melihat indahnya langit yang penuh dengan bintang yang begitu cerah sambil menikmati secangkir kopi. Jam sudah menunjukkan 08.00 malam, waktunya aku tidur. Tidak terasa sudah pagi, aku beranjak untuk membereskan kamar tidur dan membantu ibu memasak, setelah masak selesai aku beranjak untuk mandi. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu cewek itu. Aku berharap bisa ketemu dia lagi. Aku pun langsung pergi ke tempat pertama aku ketemu dia, ya Allah semuanya jadi kenyataan, aku bisa ketemu dia tapi sayang aku belum tahu namanya.

Waktu itu ada cewek yang menghampiriku,dia bernama helsa. Dia mengajak berkenalan denganku, dan dia minta nomor hp-ku. Aku pun memberikannya, tidak lama kemudian hp-ku pun berdering, dan mendapat pesan  dari helsa

 “ Hai, ini aku yang minta nomer mu tadi, oh iya apakabar?

“Kamu mau ngak jadi pacar aku?”

Aku bingung mau nerima atau mau menolaknya. Jujur aku gak suka sama dia aku sukanya itu sama temannya. Tapi ya udah ah, aku terima dia. Mungkin lewat helsa aku bisa mengenal dia lebih dekat. Aku bertanya-tanya tentang dia ke helsa, ternyata namanya adalah anisa

Beberapa minggu aku pacaran sama  aku gak ngerasa bahagia, malah aku ngerasa tersiksa. Aku langsung mutusin helsa, tapi helsa gak mau. Beberapa detik kemudian, hp-ku berdering, ternyata ada sms dari nomor yang tak dikenal. aku tanya kamu siapa, ternyata dia adalah anisa. Hatiku sangat senang akhirnya dia sms aku juga. Aku begitu bahagia.

Beberapa hari pendekatan, aku mulai sayang sama dia. Aku mengirim pesan.” Kamu mau ngak jadi pacar aku?” hatiku sangat senang, Dia langsung jawab iya. Inilah keinginan aku, aku sangat mengharapkan dia jadi kekasihku.

Dia begitu baik,sabar dan penyayang, aku tambah cinta dan sayang. Ku lewati hari-hari ini berdua, selalu bersama saat sedih dan senang. Sampai saat ini aku dan nisa menjadi sepasang kekasih yang sangat utuh, namun di hari selanjutnya aku dan nisa mengalami godaan dalam hubungan. Pada saat itu ketika anisa ingin pergi ke taman bersama teman-teman nya, anisa menelpon ku sebelum pergi hendak minta izn dan pamit denganku dia berkata:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline