Ada sesuatu yang berbeda saat saya berkesempatan mengunjungi gelaran Indonesia Research & Innovation Expo (InaRI EXPO 2022) yang digagas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pameran tersebut diadakan pada 27 hingga 30 Oktober 2022 lalu di gedung Innovation Convention Center (ICC), Kawasan Sains dan Teknologi Cibinong, Jawa Barat.
Bukan, bukan soal kemajuan teknologi yang dipamerkan dalam gelaran tersebut. Bukan pula soal antusiasme pengunjung yang sebagiannya adalah pelajar dan mahasiswa.
Sesuatu yang saya tangkap itu adalah semangat, tepatnya semangat untuk mendorong Indonesia menjadi negara yang mandiri khususnya dalam hal teknologi terapan sehari-hari di sektor pangan dan energi.
Pentingnya Kemandirian
Dalam gelar wicara Teknologi Bahan Halal di Sektor Obat-obatan dan Kosmetik yang diadakan di aula utama gedung ICC, terungkap fakta bahwa negara-negara non-muslim seperti Jepang, Korea, dan Australia menciptakan produk-produk yang memenuhi kaidah halal.
"Awareness terhadap produk halal justru berasal dari negara non-muslim karena mereka mengetahui pangsa pasar dari produk-produk bersertifikasi halal itu tinggi," ungkap Marissa Angelina, Periset dari Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN yang menjadi salah satu pembicara dalam gelar wicara tersebut. Apa yang disampaikan tersebut bukan hal baru sebenarnya, tapi tetap saja membuat saya prihatin.
Di booth lain, mas Fahmi, salah satu periset dari Pusat Riset Metalurgi BRIN mengungkap hal senada.
"Sampai saat ini sekitar 80 sampai 90 persen produk artroplasti (sendi buatan) berasal dari luar negeri alias produk impor."
Yang mengejutkan bagi saya dari pengakuan mas Fahmi itu bukan soal impornya melainkan angkanya. Angka delapan puluh hingga sembilan puluh persen itu artinya hampir seluruh produk artroplasti yang beredar di Indonesia adalah produk impor.
Wow.
Mas Fahmi lantas melanjutkan bahwa saat ini riset dari BRIN telah berhasil menciptakan sendi buatan khususnya untuk panggul dan lutut. Sendi buatan tersebut diantaranya terbuat dari bahan titanium serta diklaim aman, tidak menimbulkan efek samping pada tubuh.
"Tapi tetap diperiksa, khususnya di tahun-tahun awal pemasangan," tutupnya.