Lihat ke Halaman Asli

Ryan M.

TERVERIFIKASI

Video Editor

Rp200,- untuk Setiap Kantong Plastik, Kenapa Dibebankan kepada Konsumen?

Diperbarui: 24 Februari 2016   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sampah plastik merupakan masalah dunia (sumber: kismetgirls)"][/caption]Beberapa hari lalu saya share berita mengenai peluncuran penerapan kantong plastik berbayar yang diresmikan Presiden Joko Widodo saat Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia, 21 Februari 2016. Dengan program tersebut, mulai saat ini setiap kita berbelanja dan menggunakan kantong plastik yang diberi peritel, kita akan dikenakan pembayaran Rp 200,- per kantong plastik.

"Pak Jokowi yang melaunching uji coba kantong plastik berbayar dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional 2016," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mande seperti dikutip dari Liputan6.com.

Para pelaku usaha ritel, kata Roy, sangat mendukung langkah ini. Adapun tujuannya adalah untuk mengurangi limbah kantong plastik dan bukan untuk membebani masyarakat.

"Kenapa Rp 200? Biar terjangkau dulu lah. Masyarakat tidak terasa dengan harga ini dan bisa diterima semua kalangan lapisan masyarakat," pungkasnya.

Dan uji coba tersebut sudah langsung dilaksanakan. Hari Senin kemarin (22 Februari), istri saya bercerita dia dikenai Rp 200,- saat berbelanja di sebuah toko waralaba. Masih di hari yang sama, giliran teman saya yang bercerita pengenaan Rp 200,- per kantong plastik tersebut di toko waralaba juga.

Indonesia & Sampah Plastik

Pada dasarnya saya sangat setuju tindakan pemerintah yang berupaya mengurangi limbah kantong plastik. National Geographic menyebutkan bahwa China merupakan negara teratas penghasil sampah - utamanya sampah plastik - sementara Amerika Serikat menduduki posisi 20. Beberapa negara lain yang termasuk penghasil sampah di antaranya Turki, Brazil, 5 negara Afrika, serta 11 negara Asia.

[caption caption="data negara penghasil sampah terbanyak di dunia, Indonesia ada di urutan kedua! (earthisland.org)"]

[/caption]Berdasar data di atas, ternyata negara kita Indonesia menduduki peringkat kedua negara terbanyak penghasil sampah plastik. Sekali lagi saya sangat sangat setuju upaya pemerintah mengurangi limbah kantong plastik.

Pertanyaan saya cuma satu, "Kenapa jadi konsumen yang dibebani?"

Kenapa Jadi Tanggung Jawab Konsumen?

Di bayangan saya, maaf jika salah, penyediaan kantong merupakan bagian dari service yang diberikan peritel kepada konsumen yang berbelanja di tempatnya. Kantong merupakan compliment pihak toko kepada konsumen. 

Di bayangan saya, kantong bukanlah hak konsumen melainkan kewajiban pihak toko. Cateet.

Karena itu, rasanya tidak masuk akal ketika sebuah compliment, service, dan kewajiban tersebut diuangkan, dijadikan lahan baru untuk mencari keuntungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline