Lihat ke Halaman Asli

Ryan M.

TERVERIFIKASI

Video Editor

The Tale of The Princess Kaguya, Ketika Kecantikan dan Status Sosial Tidak Membawa Kebahagiaan

Diperbarui: 4 April 2017   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14286036881318666940

[caption id="attachment_360016" align="aligncenter" width="600" caption="Putri Kaguya (sumber commonsensemedia.org)"][/caption]

Setelah sukses mencetak box office dengan Spirited Away, di tahun 2015 ini Studio Ghibli asal Jepang kembali bekerjasama dengan distributor film raksasa untuk memperkenalkan film produksi tahun 2013 mereka, ‘Kaguya-hime no Monogatari’ atau lebih dikenal sebagai ‘The Tale of The Princess Kaguya’.

Film animasi 2D ini dibuka dengan kisah seorang kakek bernama Sanuki no Miyatsuko yang sedang menebang bambu sebagai mata pencariannya.  Saat sedang menebang bambu itulah, Miyatsuko menemukan sebatang bambu yang bersinar dan menarik perhatiannya.  Bambu itu kemudian terbuka dan nampaklah seorang gadis kecil seukuran telapak tangan di dalamnya.

“Ini pasti hadiah dari surga,” ujar Miyatsuko yang kemudian membawa gadis kecil itu ke rumahnya.

Tatkala gadis kecil itu diserahkan pada istri Miyatsuko, sebuah keajaiban terjadi.  Gadis itu menjelma menjadi seorang bayi perempuan dan tumbuh dengan cepat, sangat cepat.  Miyatsuko bersama istrinya yang kebetulan belum mempunyai anak, merasa sangat bahagia dengan kehadiran bayi tersebut yang di lingkungannya kemudian dikenal dengan nama ‘Takenoko’ (Little Bamboo).  Kebahagiaan mereka semakin bertambah saat Miyatsuko dan istrinya menemukan banyak emas di bambu tempat Takenoko ditemukan.  Mereka kini kaya-raya dan pindah ke kota besar.

Beberapa tahun kemudian, Takenoko tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik.  Lord Akita, penguasa wilayah tersebut kemudian memberikan nama Putri Kaguya kepada Takenoko.  Sejak itu kecantikan Putri Kaguya menjadi buah bibir dan banyak pemuda yang bermaksud meminangnya – termasuk Kaisar sendiri!

Namun, siapakah sebenarnya Putri Kaguya?  Dari manakah ia berasal?

Artwork yang Unik dan Mempesona


Diangkat dari cerita rakyat Jepang, ‘The Tale of The Princess Kaguya’ menawarkan artwork yang unik dan mempesona, ini sama sekali bukan anime ala Jepang ataupun film animasi 2D ala Barat.  Menonton ‘The Tale of The Princess Kaguya’ rasanya seperti melihat ilustrasi dalam buku cerita klasik.

Artworknya – jika saya tidak salah – seperti lukisan dengan krayon ataupun cat minyak, sungguh khas dengan warna-warna pastel (netter bisa melihatnya sendiri di trailer yang saya sertakan di akhir tulisan).  Dan seperti umumnya film Jepang, ‘The Tale of The Princess Kaguya’ tidak banyak dihiasi musik latar untuk memperkuat adegan.  Namun justru dengan ‘sepinya’ film ini dari musik, adegan-adegan yang ditampilkan jadi lebih kuat dan mengena.

Selain artwork, film berdurasi sekitar 137 menit ini memiliki jalan cerita yang luar biasa memukau seperti film-film produksi Studio Ghibli lainnya.  Buat saya pribadi, pesan yang ingin disampaikan sutradara Isao Takahata ngena banget.  Dikisahkan bahwa Putri Kaguya sebenarnya lebih menyukai kehidupan sebelumnya yang dekat dengan alam dibanding kehidupannya saat ini yang bergelimang kekayaan namun penuh pengekangan.

Ya, menjadi cantik dan kaya ternyata tidak sepenuhnya membahagiakan – setidaknya bagi Putri Kaguya, apalagi Miyatsuko terkesan terobsesi dengan status sosial yang tinggi sehingga dalam beberapa adegan ia tampak mendesak putrinya untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya bukan menjadi keinginan Putri Kaguya maupun sang ibu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline