Oda baru selesai berlatih satu lagu ketika dilihatnya Kirana datang dengan raut kesal. Pemuda itu memberi isyarat pada teman-temannya anggota band Yume untuk break sejenak.
“Kirana, ogenki desu ka?” sapa Oda menanyakan kabar Kirana. Sejak membentuk grup band beraliran J-rock, kegilaannya akan segala hal yang berbau Jepang semakin menjadi.
Tanpa mempedulikan sapaan Oda, Kirana mendengus dan menghempaskan tubuhnya di salah satu sofa yang ada di ruang latihan itu. Oda kemudian duduk di sebelahnya.
“Kenapa, Rana?” tanyanya, “Masalah yang sama lagi?”
Kirana hanya mengangguk. Oda tersenyum,
“Yah, namanya juga orangtua. Mereka pasti yang mengharapkan yang terbaik buat...”“Dan mengorbankan impianku!” potong Kirana tiba-tiba.
“Kenapa mereka nggak pernah mau ngerti bahwa aku juga punya impian sendiri. Aku ingin setidaknya satu kali saja mewujudkan impianku,” lanjut gadis bertubuh proporsional dan berambut pendek tersebut.
Mendengar perkataan Kirana barusan, mata Oda membelalak - tertarik.
“Oh? Mau ada turnamen lagi?”
Kirana mengeluarkan sesuatu dari tasnya, sebuah flyer yang kemudian diangsurkannya pada Oda,
“Ini.”
Flyer itu berisi informasi Festival Olahraga dan Seni Indonesia - Jepang yang diadakan pemerintah bekerjasama dengan kedutaan Jepang. Membacanya membuat Oda kegirangan,
“Lho? Aku juga ikut di sini. Band-ku ikut festival musiknya.”“Eh?” kali ini giliran Kirana yang antusias, “Beneran?”
“Bener,” sahut Oda.