Lihat ke Halaman Asli

Ryan Marthin

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Tradisi Mengerikan Untuk Mendewasakan Anak Laki Laki

Diperbarui: 17 Juni 2024   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi Sarung Tangan Semut Peluru Suku Satere-Mawe (Sumber foto: Flickr/Bruno Kelly)

Setiap suku di dunia memiliki tradisi unik yang menjadi identitas dari suku tersebut. Bukan hanya unik, ada beberapa tradisi di dunia yang bisa dikatakan cukup mengerikan dan menyakitkan. Salah satunya adalah tradisi sarung tangan semut peluru.

Suku Satere-Mawe yang tinggal di hutan Amazon Brazil, memiliki tradisi unik dan juga menyakitkan yang harus dirasakan setiap anak laki-laki untuk menjadi dewasa. Tradisi ini dinamakan sarung tangan semut peluru.

Dalam ritual ini, setiap anak laki-laki harus memasukkan tangannya ke dalam sarung tangan yang dipenuhi semut peluru dan merasakan sengatannya secara langsung.

Paraponera Clavata (Sumber foto: Wikimedia Commons) 

Semut peluru atau Paraponera Clavata dikenal sebagai serangga dengan sengatan paling menyakitkan di dunia. Sesuai dengan namanya, sengatan semut ini terasa seperti ditembak oleh peluru. Bahkan rasa sakitnya bisa bertahan hingga 24 jam.

Sebelum melakukan ritual, orang orang suku Satere-Mawe terlebih dahulu mencari dan mengumpulkan semut peluru di hutan. Setelah dikumpulkan, ratusan semut tersebut direndam dalam sebuah ramuan alami dengan tujuan agar semut itu pingsan.

Saat pingsan, semut itu dimasukkan satu persatu ke dalam anyaman sarung tangan yang terbuat dari daun. Satu jam kemudian, ratusan semut dalam sarung tangan ini akan sadar kembali dan siap menyengat tangan anak laki-laki secara bersamaan.

Dalam pelaksanaannya, anak laki-laki harus menggunakan sarung tangan tersebut selama lima sampai sepuluh menit sambil menari sekaligus menahan rasa sakit dari sengatan serangga ini.

Untuk diakui menjadi laki laki dewasa, setiap anak laki laki harus menjalani ritual ini sampai tuntas. Mereka harus melakukan ritual ini secara berulang, paling tidak sebanyak 20 kali seumur hidup.

Walaupun menyakitkan, tradisi ini dilakukan bukan tanpa alasan. Tradisi ini bertujuan untuk mempersiapkan anak laki laki untuk menghadapi kehidupan yang berbahaya di hutan sekaligus menjadi pejuang sukunya di masa depan.

Mereka percaya bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang melibatkan pengorbanan dan penderitaan yang menyakitkan di dalamnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline